Mohon tunggu...
wulan maeka
wulan maeka Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Suka baca,, tapi kebanyakan novel,,

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kilas Balik Istana Kepresidenan Cipanas

30 Juni 2024   16:50 Diperbarui: 30 Juni 2024   17:05 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Istana kepresidenan Cipanas dulunya  adalah tempat yang dijadikan sebagai tempat untuk beristirahat gubernur Belanda kala itu, berada di Cipanas Cianjur Jawa Barat. Dibangun sekitar tahun 1740-1742  oleh Gustaaf Willem Baron Van imhoff yang merupakan gubernur jendral VOC.


   Awalnya beliau mengirim ekspedisi untuk melakukan pencarian terhadap sumber air panas disekitar daerah ini. Pada waktu itu, sumber air panas yang ada di sana dijadikan sebagai media pengobatan oleh warga setempat, karena mengandung belerang yang bagus untuk menyembuhkan penyakit kulit.


   Namun, setelah dikuasai oleh gubernur Belanda tempat ini hanya dikhususkan untuk keluarga gubernur dan jajarannya, dan warga pribumi tidak boleh lagi menggunakan sumber air panas ini. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Jepang juga menjadikan tempat ini sebagai tempat beristirahat dan begitu juga dikhususkan untuk keluarga gubernur dan para jajarannya saja.


   Setelah Indonesia merdeka tempat ini dijadikan sebagai tempat singgah presiden Soekarno ataupun wakilnya Moh. Hatta saat melakukan perjalanan Jakarta - Bandung ataupun sebaliknya, juga dijadikan sebagai tempat pertemuan.
Sekarang tempat ini menjadi salah satu istana kepresidenan di Indonesia. Istana kepresidenan Cipanas banyak mengalami renovasi dan perluasan hingga sekarang luasnya sekitar 26 hektar, memiliki pemandangan yang sangat indah dan hawa yang sejuk karena lokasinya berada di pegunungan. Sangat terawat dan terjaga kebersihannya. Bangunannya pun merupakan sketsa yang dibuat oleh Gustaaf sendiri, dan barangnya banyak yang dibuat dari kayu jati asli, dan banyak barang-barang peninggalan Belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun