Mohon tunggu...
Wulan Riska Dewi
Wulan Riska Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang mahasiswa magister manajemen universitas bina bangsa yang mempunyai hobi traveling dan ngevlog

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencintai Tanpa Harapan

25 Desember 2024   15:14 Diperbarui: 25 Desember 2024   15:14 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bertemu dengannya di sebuah kafe kecil di pinggir kota pada suatu sore yang cerah. Namanya kelvin, pemuda tampan dengan senyum yang menawan dan mata yang berkilauan. Kami berkenalan secara tidak sengaja dan aku langsung terpikat dengan kepribadiannya yang lugu, sopan dan sangat baik.

Seiring waktu, aku menyadari bahwa aku jatuh cinta padanya. Aku mencoba menyembunyikan perasaanku tapi tidak bisa menyangkal kebenaran. Aku sering memikirkannya, membayangkan apa yang terjadi jika kami berdua bisa bersama. Tapi, aku tahu bahwa dia sudah memiliki pacar.

Suatu hari, aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku kepada kelvin. Aku menemui dia di cafe tempat kita biasa nongkrong dan mengucapkan kata-kata yang sudah lama aku simpan. Kelvin terkejut, tapi juga terharu. Dia mengucapkan terima kasih, tapi juga menjelaskan bahwa dia tidak bisa membalas perasaanku.

Aku memutuskan untuk tetap menjadi temannya, meskipun aku tahu bahwa itu akan menyakitkan. Kami terus bertemu dan berbicara tentang hidup. Aku melihat story dia bersama pacarnya, dan aku tersenyum. Aku tahu bahwa cintaku tidak akan pernah terbalas.

Suatu hari, kelvin pun mengungkapkan dan berbicara tentang perasaannya bahwa dia pun sebenarnya menyukaiku tapi keadaan yang membuat kita tidak bisa bersama. Dia mengatakan bahwa dia menghargai persahabatan kami dan mengucapkan terima kasih atas cintaku. Aku tersenyum dan mengucapkan bahwa cintaku tidak akan pernah berubah.

Setiap hari aku mengatakan bahwa aku merindukan dia dan ingin bertemu dengan dia, namun ada hal yang selalu membuatku sedih sampai saat ini yaitu pernyataan dia yang secara tidak langsung menolak ajakanku untuk bertemu. Setiap mendengar pernyataan itu hati yang awalnya baik-baik saja seketika menjadi sedih dan diringi dengan tetesan air mata. Aku selalu berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja dan menghargai setiap keputusannya.

Sampai akhirnya Aku menyadari bahwa cinta tidak harus dibalas untuk menjadi berarti. Cinta adalah tentang memberikan, bukan menerima. Aku juga menyadari bahwa persahabatan bisa lebih berarti daripada cinta yang tidak terbalas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun