Mohon tunggu...
Puti Rizka Wulandari
Puti Rizka Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya

Newbie.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Bahasa Tubuh Dalam Komunikasi Interpersonal

6 Januari 2025   12:11 Diperbarui: 6 Januari 2025   12:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa mengenal 2 jenis komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Seperti yang kita ketahui bahwa verbal berarti kata, jadi komunikasi verbal adalah komunikasi dengan kata-kata (lisan). Sedangkan komunikasi nonverbal adalah kebalikannya yaitu komunikasi tanpa kata-kata (bahasa tubuh). Bahasa tubuh yang merupakan bentuk dari komunikasi nonverbal, yang memfokuskan kita untuk lebih menggunakan gerakan tubuh sebagai isyarat saat sedang berkomunikasi.

Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dan dalam keyataannya kedua jenis komunikasi ini saling jalin-menjalin dalam komunikasi tatap muka setiap harinya. Misalnya, ketika kita mengatakan "Iya" tanpa kita sadari kita juga telah menganggukkan kepala di waktu yang bersamaan; kita tidak mengatakan "Iya" terlebih dulu lalu menganggukkan kepala sesudahnya. Isyarat tubuh ini sangat berpengaruh daripada bahasa verbal-verbal yang lain. Salah satu alasannya adalah bahwa isyarat nonverbal dapat memberikan informasi mengenai tujuan dan respon emosional kita. Dan dari Alo Liliweri, bahasa tubuh adalah gerakan yang didasari oleh tubuh yang mana merupakan sebagian perilaku nonverbal (termasuk yang kita miliki) dan dapat kita sampaikan melalui symbol komunikasi kepada orang lain. Perilaku itu sangat bergantung dari erat tidaknya hubungan dengan orang lain. Sedangkan menurut Richard E. Potter dan Larry A. Samoval, bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, dan lain sebagainya.

MENGAPA BAHASA TUBUH ITU PENTING?

Bahasa tubuh memainkan peran penting dalam proses komunikasi, terutama dalam konteks kredibilitas dan efektivitas komunikator. Bahasa tubuh dapat memperkuat pesan verbal atau merusak kredibilitas komunikator jika tidak konsisten dengan pesan yang disampaikan. Saat kita menyampaikan pesan, yang mempengaruhi komunikan bukan hanya isi pesan tersebut, tetapi juga cara penyampaiannya.  Bahasa tubuh ini juga memungkinkan kita untuk mengartikan apa yang sebenarnya kita dipikirkan atau dirasakan tanpa hanya bergantung pada nada suara dan ucapannya saja. Maka dari itu, bahasa tubuh berfungsi sebagai wawasan tambahan terhadap emosi yang tidak terucapkan yang dapat menjadi sangat penting di tempat kerja. Kita dapat menggunakan bahasa tubuh untuk membuat kata-kata kita lebih berdampak dan berkomunikasi lebih efektif.

Kepercayaan diri seorang komunikator tercermin dalam bahasa tubuh yang tegas dan meyakinkan, seperti postur tubuh yang tegak dan gerakan tangan yang mantap. Kesadaran diri memungkinkan kita untuk menyadari dan mengendalikan bahasa tubuhnya agar konsisten dengan pesan verbal yang disampaikan. Selain itu, kemampuan membaca reaksi audiens membantu komunikator menyesuaikan bahasa tubuhnya untuk meningkatkan interaksi dan membangun hubungan yang lebih baik dengan audiens. Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang efek bahasa tubuh, komunikator dapat meningkatkan komunikasi dan membangun ikatan yang lebih erat dengan audiens mereka.

 

SEBAGAI MEDIA KEPERCAYAAN

Kepercayaan memainkan peran penting dalam membentuk hubungan dan interaksi, mempengaruhi keberlanjutan dan kualitas. Memahami pentingnya bahasa tubuh dalam menumbuhkan kepercayaan memiliki implikasi praktis yang luas di berbagai domain. Dalam negosiasi bisnis, menampilkan bahasa tubuh yang dapat dipercaya dapat secara signifikan meningkatkan kemungkinan kesepakatan yang sukses . Selain itu, dalam pengaturan pendidikan, pendidik yang memanfaatkan bahasa tubuh untuk membangun kepercayaan dengan siswa dapat menumbuhkan suasana belajar yang lebih efektif dan mendukung.

Ini berfungsi sebagai jembatan antara homeostasis individu dan kelompok, mengurangi kompleksitas perilaku pemantauan dan memverifikasi pernyataan dalam hierarki sosial. Kepercayaan melibatkan kesediaan satu pihak untuk rentan terhadap pihak lain, dengan asumsi bahwa wali amanat akan bertindak dengan cara yang menguntungkan pihak yang dipercaya menyoroti tiga dimensi kunci kepercayaan: kemampuan, kebaikan, dan integritas, yang sangat penting dalam menentukan keandalan dan integritas individu dalam interaksi sosial. Kepercayaan pada teknologi juga semakin penting, mempengaruhi penerimaan pengguna dan pergantian pasar solusi teknologi.

SEBAGAI PELENGKAP INFORMASI 

Kebenyakan informasi atau isi sebuah pesan dapat tersampaikan secara nonverbal. Isyarat-isyarat nonverbal kita dapat mengulang, mensubsitusi, menguatkan ataupun mempertentangkan pesan verbal kita. Coba bayangkan semua perilaku nonverbal yang melengkapi secara sekunder mengenai mengatakan sesuatu sebagai tambahan untuk kata-kata kita. Beberapa isyarat nonverbal dapat sebagai pengganti untuk kata-kata. Lambaian tangan misalnya, dapat menjadi pegganti untuk kata "halo" atau "selamat jalan".

SEBAGAI PENGATUR INTERAKSI

Kita mengelola sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara dan kadang-kadang melalui isyarat nonverbal yang jelas. Kita gunakan perubahan atau pergeseran dalam kontak mata, gerakan kepala yang perlahan, bergeser dalam sikap badan, mengangkat alis, mengaggukkan kepala memberitahukan pihak lain kapan boleh melanjutkan, mengulang, menguraikan, bergegas, atau berhenti. Ingatkan saat-saat di mana kita telah memberi isyarat secara nonverbal kepada pihak lain dimana kita harus meninggalkan interaksi. Kita juga dapat mengurangi jumlah kontak mata yang kita lakukan dengan orang lain, berikan atau respon satu jawaban singkat, kurangi ekspresi muka, hingga berpaling atau bergeser dari orang lain.

Ada beberapa contoh bahasa tubuh yang biasa kita lakukan:

1. Ekspresi Wajah

Senyum yang tulus menjadi indikator penting dalam membangun kepercayaan pada interaksi pertama. Remaja yang tersenyum cenderung dianggap lebih ramah dan dapat dipercaya.

 Kontak mata yang konsisten dan tidak terlalu lama meningkatkan rasa percaya. Terlalu sedikit kontak mata dianggap menghindari atau tidak jujur, sementara terlalu banyak bisa dianggap menakutkan atau mengintimidasi.

2. Gestur Tangan

Menggunakan tangan dengan gerakan yang terbuka (seperti menunjukkan telapak

tangan) dianggap sebagai tanda keterbukaan dan kejujuran.

Gerakan seperti menyilangkan tangan atau menyembunyikan tangan dianggap sebagai tanda kurangnya keterbukaan atau kepercayaan diri.

3.  Postur Tubuh

 Postur tubuh yang tegak menunjukkan kepercayaan diri dan ketulusan. Remaja dengan postur ini cenderung lebih dipercaya.

 Memiringkan tubuh atau sedikit condong ke arah lawan bicara menunjukkan

ketertarikan dan perhatian, yang meningkatkan kepercayaan.

4. Mimik dan Ekspresi Nonverbal Lainnya

 Anggukan kepala saat mendengarkan menunjukkan perhatian dan penghargaan

terhadap lawan bicara, yang membantu dalam membangun kepercayaan.

 Ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang konsisten dengan konten verbal meningkatkan persepsi ketulusan dan kepercayaan.

Jadi, ekspresi wajah, gestur tangan, postur tubuh, dan aspek proksemik adalah elemen-elemen nonverbal yang secara signifikan mempengaruhi persepsi kepercayaan. Ekspresi wajah yang positif, seperti senyum yang tulus, dan kontak mata yang konsisten, adalah indikator utama yang digunakan oleh remaja untuk menilai kepercayaan. Senyum menunjukkan keramahan dan keterbukaan, sementara kontak mata yang seimbang mencerminkan ketulusan dan ketertarikan. Demikian pula dengan nada suara yang monoton atau terlalu keras dapat mengurangi kepercayaan, sementara kecepatan bicara yang terlalu cepat atau lambat dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Dan klimaks dari pembahasan ini adalah bahwa pentingnya bahasa tubuh disaat berada dalam komunikasi interpersonal yakni dimana kita dapat memahami perasaan orang lain, lalu kita dapat memberikan reaksi jikalau kita benar-benar terlibat dalam percakapan tersebut, dan bahasa tubuh menjadi bukti bahwa kita sedang dalam rasa percaya diri yang bagus.

Temukan Artikel Menarik dan Bermanfaat Lainnya di https://bk.fip.unesa.ac.id/

Daftar Pustaka

Stewart L. Tubbs dan Sylnvia Moss, Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 114.

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengatar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 347.

Battaglia, E., & Fey, A. M. (2023, April). chand: Open source hand posture visualization in chai3d. In 2023 International Symposium on Medical Robotics (ISMR) (pp. 1-6). IEEE.

Frolova, S. G., Klimina, K. M., Kumar, R., Vatlin, A. A., Salunke, D. B., Kendrekar, P., ... & Maslov, D. A. (2020). Identification of mutations conferring tryptanthrin resistance to mycobacterium smegmatis. Antibiotics, 10(1), 6.

Guillermo, Moreno-Alcntar. (2023). Nonverbal communication. doi: 10.1016/b978-0-323-91497-0.00133-8

MartnRaugh, M. P., Kell, H. J., Randall, J. G., AnguianoCarrasco, C., & Banfi, J. T. (2023). Speaking without words: A metaanalysis of over 70 years of research on the power of nonverbal cues in job interviews. Journal of Organizational Behavior, 44(1), 132-156.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun