Mohon tunggu...
sasongko nur indriyo
sasongko nur indriyo Mohon Tunggu... -

Karena Dia kita ada, karena Dia kita tiada, Dialah segala-galanya. Sisakan kesenangan anda didunia ini untuk bekal anda diakherat. Dalam tujuh hari seminggu, mengapa tak bisa anda tahan , segala nafsu, rasa lapar dan rasa haus dua hari saja dalam seminggu , " puasa sunah senen kamis". Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak bisa kau sisakan waktu barang satu dua jam habis isya dan subuh untuk membaca surat surat dari sang maha pemberi , " baca Al Qur'an", sekaligus memahami. Dalam waktu kurang lebih 6 - 8 jam tidurmu, mengapa tidak ambil 15 menit atau lebih untuk sholat tahajud. Bersiaplah, menyiapkan bekal anda di akherat, siapa tahu Allah sebentar lagi akan memanggil kita. Bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah, menangispun kita tak akan punya waktu lagi. Subhanallah walhamdulillah walaillahailallah allahuakbar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

BALADA PILPRES 2014.

23 Juni 2014   18:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:34 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14034985301654033536

[caption id="attachment_312382" align="alignleft" width="250" caption="Ngopi yuuuuk (from google)"][/caption]

Sayang suara surga diganti suara macan, hanya karena kepentingan orang pingin jadi raja.

Sayang bakal penghuni surga kena guna guna suaranya jadi busuk penuh fitnah , hanya karena kepentingan orang pingin jadi raja

Sayang, Garuda yg membawa selembar kebinekaan dicengkeramannya, diganti merah darah lambang keganasan dan kebuasan,.....melambangkan hilangnya kebinekaan di indonesia tercinta ini, hanya karena kepentingan orang pingin jadi raja

Sayang, anak anak muda yg baru kenal bau surga, menganggap yg lainnya semua calon penghuni neraka, hanya karena kepentingan orang pingin jadi raja.

Sayang , anak anak muda hatinya jadi busuk karena diliput curiga dan prasangka yang dibikin sendiri , hanya karena kepentingan orang pingin jadi raja....

Sayang hidayah yg diterimanya tidak dipakai , karena tertipu iblis yg masuk kejantung hatinya, hatinuraninya telah gelap digelapkan iming2 jadi mentri di dunia.

Apa hendak dikata kalau ini memang kehendakNYA.
Dikelompokkannya orang2 sesuai sifatnya, dan alangkah indahnya ternyata yg bisa melihat hanya rakyat jelata yg rela berkorban seribu dua ribu untuk pemimpinnya. Karena mereka tidak berpamrih mentri utama.

Inilah sesungguhnya kedaulatan rakyat asli tanpa naungan sebuah bendera.......
Dan siapakah yg bisa mengalahkannya, tidak ada yg bisa mengalahkannya karena ini adalah gambaran kehendakNYA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun