Ketika mendengarkan Presiden SBY berpidato soal ekspor kabut asap kita ke Malaysia dan Singapura, saya langsung teringat film “The Sum of All Fear” (Paramount Pictures, 2002). Film yang bercerita soal perang dingin Rusia – Amerika Serikat dan ancaman persenjataan nuklir terhadap perdamaian dunia tersebut juga memiliki sebuah adegan pidato presiden yang agak mirip dengan pidato presiden SBY tersebut.
Waktu itu, dalam film tersebut, presiden Rusia yang baru Alexander Nemerov (diperankan oleh Ciarán Hinds), harus berpidato kepada dunia terkait serangan yang dilakukan sempalan dalam militer rusia ke Grozny, Chechnya. Serangan itu sendiri bukanlah atas perintah legal pemerintahan Rusia tetapi merupakan serangan yang dilakukan atas perintah oknum-oknum tertentu dalam angkatan bersenjata Rusia yang tidak loyal kepada presiden Rusia yang baru terpilih tersebut.Yang mengejutkan, dalam pidatonya, presiden Nemerov menegaskan bahwa serangan tersebut adalah perintahnya!
Apa yang dilakukan oleh Nemerov ini adalah memilih diantara pilihan yang sama-sama memiliki konsekwensi buruk. Pada akhirnya pilihannya menunjukkan seperti apa karaternya sebagai pemimpin.
Yang pertama, presiden Nemerov tidak menyalahkan para jendralnya yang sudah membangkang (kepadanya) tersebut didepan umum. Dia tidak boleh tampak lemah dengan mempertontonkan kepada publik luas bahwa dia sebagai pemimpin telah gagal berkoordinasi dan bersatu pendapat dan gagal solid, didepan mata dunia. Dia juga tidak boleh mengesankan bahwa dia tidak mampu mendisiplin anak buahnya dibelakang layar sehingga perlu melakukannya di depan layar. Dia tidak menggunakan kekuasaannya untuk mempermalukan rekan-rekan satu tim yang sebenarnya adalah pembantu-pembantunya, yang menerima arahan darinya. Segala sesuatu ada masa dan tempatnya dan untuk segala sesuatu yang berurusan dengan tim sendiri harus dibahas didalam tim itu juga, tidak didepan publik, apalagi seluruh dunia.
Yang kedua, presiden Nemerov tidak meminta maaf kepada negara lain. Nemerov memperlihatkan dan membeberkan alasannya untuk tindakan-tindakannya tetapi tidak meminta maaf. Ini penting. Ada alasan untuk setiap hal dan ada tindakan-tindakan. Karena ada alasan untuk setiap hal maka itu berarti apa yang terjadi dan langkah-langkah yang ditempuh menunjukkan keyakinan dan kesiapan bertanggung jawab. Nemerov (Rusia) tidak pernah takut sebagai bangsa untuk berbuat yang bagi orang lain adalah salah, dan siap dengan semua resikonya.
Semua orang/ bangsa selalu berbuat salah. Ada kesalahan yang disengaja dan ada kesalahan yang merupakan kecelakaan. Dalam kasus Nemerov, apa yang dilakukannya menunjukkan kekuatan, kekuatan untuk menanggung apapun untuk menanggulangi kesalahan dengan cara apapun. Yang jika dalam kasus asap di Sumatera, berarti segera melakukan segala yang patut dilakukan, dengan biaya berapapun, untuk menghentikannya.
Tampil sebagai singa terhadap saudara sendiri dan mengembik sebagai domba kepada pihak lain bukanlah tampilan Nemerov dalam film “The Sum of All Fears” dimana dia tampil hebat dan sukses. ………….. dalam film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H