Mohon tunggu...
wahyu triatno
wahyu triatno Mohon Tunggu... Pencari nafkah keluarga -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mr. Flamboyan

2 Februari 2018   20:11 Diperbarui: 5 Februari 2018   19:57 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk don juan cartoon

Namanya Don Givap. Dan baru saja naik kelas XII SMA. Kalo dituliskan dalam bahasa inggris "Don't Give up". Artinya jangan menyerah. Sedangkan jika dilihat dalam estetika italy, sebutan Don selalu disematkan oleh orang-orang italy yang sukses, tampan dan selalu dikelilingi perempuan. Sebenarnya sang ayah terinspirasi oleh dokter kandungannya yang selalu bilang "Don't Give up! Don't Give up! Come on! Push! Pusssshhhhh!!!!" Jadilah Don Givap Puspus lahir, yang akhirnya direvisi menjadi hanya Don Givap oleh istrinya. Kaya namain kucing aja! Komentarnya waktu itu. Nah karena nama inilah si anak menjadi Pede setengah mati. Apalagi untuk urusan perempuan. Walau tampang rata-rata, Tapi gayanya nggak ada ngalahin, '200' kata orang. Gaya masa kini, muka masa gitu, kata yang lainnya.

Tapi itu tidak membuat Don menyerah. Tampang bukan hambatan (atau jangan-jangan dia nggak sadar?). Justru dia melihat sebuah tantangan. Semakin rendah kamu dipandang, semakin manis kemenangan yang akan kamu peroleh. Engkongnya yang dulu finalis abang none jaman kompeni, dan sekarang mendekam dipenjara, selalu menyemangatinya. Dari dialah sebenarnya Don belajar. Ilmu Beladiri dan Perempuanisme. Maklum si Engkong udah 8 kali nikah. Dan dari situ juga Don mewariskan jurus-jurus ampuh menaklukkan wanita. Termasuk Buku Panduan Para Buaya yang diwariskan turun temurun.

Beda lagi dengan enyak nya. Dia paling geli bercampur jijik kalo Don petentang-petenteng menantang cermin. Niat si Enyak sebenarnya baik, agar Don tidak terlalu overestimate terhadap dirinya. Biar nggak sombong, riya atau takabur. "Elu tuh kalo dipikir-pikir sebenernya ganteng, Don." Kata Enyak waktu itu menyemangati. "Cuma sayangnya, kaga ada yang mikirin elu!" Sambungnya enteng.

Tapi Don nggak pernah sakit hati. Bahkan ketika namanya di cela seluruh penjuru negeri, dia tetap cuek bebek. Apalagi masalah perempuan. Dengan ajian pede tingkat tinggi dan Buku Panduan Para Buaya di tangan, dia menatap masa depan dengan semangat baja. Don membayangkan dirinya sedang dikelilingi para perempuan di masa yang akan datang. Apalagi kita semua tahu, Don juga tahu, Jodoh udah ada yang ngatur, sekarang tinggal bagaimana usahanya aja.

Sepak terjang Don memang nggak bisa dibilang main-main. Don nggak pernah sungkan apalagi ragu mendekati incerannya. Semuanya yang cantik-cantik disabet, kambing yang bedaknya udah mulai luntur kadang juga dideketin. Akhirnya dari 15 kali ngincer cewek, lima kali 'hanya di anggap kakak', lima kali ngakunya udah punya pacar, Dan empat kali di tolak mentah-mentah. Yang satu lagi? 5+5+4=14, kurang satu.. Yang satu lagi meninggal keserempet busway sehari sesudah Don nembak.. Jadi tidak bisa dikatagorikan diterima atau ditolak karena belum memberikan jawaban. Ooooo...

Kali ini ada satu cewek yang benar-benar membuatnya kepincut. Gladys. Adek kelasnya yang baru. Rambutnya, matanya, dagunya, semuanya membuat Don tersepona. Senyumnya, gaya geraknya, caranya dia menyibakkan rambut, caranya dia mengunyah permen karet, caranya ia berganti baju olah raga. Ups! Kali ini Don bertekat untuk mengerahkan segala daya dan upaya segenap jiwa dan raga.

Coba saja perhatikan sewaktu perkenalan mereka berdua :

"Hai, saya Givap." Don memperkenalkan diri dengan gayanya yang paling maut : jambul yang agak dilambai-lambai.

Gladys diam saja. Selain gayanya yang nyentrik, Gladys tidak begitu faham karena orang aneh di depannya belum di apa-apain, sudah menyerah. "Maksudnya?"

Don juga ikutan bingung dengan respon Gladys. Kok malah maksudnya?? Maksud dia apa ya? "Saya Givap." Don mengulangi lagi. "Don Givap."

Dia gila atau apa? Pikir Gladys. Baru saja Dia menyerah, Tapi sekarang Dia bilang jangan menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun