Kita saksikan bersama bahwa Naruto itu setiap menyelesaikan misinya selalu memakan mie ramen. Mie ramen di Jepang yang kuah kaldu dan toppingnya memakai Babi tentu tidak halal. Polemik ini tentu harus dicarikan jalan keluarnya. Bagaimana dengan muslim yang hidup, bernafas, makan, dan minum di negara-negara yang mayoritas non muslim seperti nabi Muhammad S.A.W dulu? Dulu umat muslim minoritas di Arab. Bahkan disatu keluarga, belum tentu muslim semuanya. Bagaimana peralatan makan dan minumnya? Ternyata cukup hanya dicuci saja. Bahkan gak pakai sunlight. Dan tidak perlu dibakar juga piring dan gelasnya untuk mensucikannya. Jika ternyata piring dan gelasnya itu dari besi atau material yang tahan api. Berikut hadistnya:
Abu Tsa'labah al-Khasyni, seorang sahabat, bertanya kepada Rsulullah SAW.
''Saya tinggal di negeri yang penduduknya ahlul Kitab (Nasrani dan Yahudi). Mereka makan daging babi dan minum arak. Setiap hari, saya memasak menggunakan perabot milik mereka. Bagaimana hukumnya ?''.
Rasulullah SAW. menjawab,'' Jika engkau tidak dapat menggunakan perabot lain, maka pakailah perabot mereka. Cuci dulu sampai bersih, lalu kau masak dan minum dengannya (Riwayat Imam Ahmad).
Akhir kata dari penulis adalah ada banyak cara pengobatan di luar sana. Metodenya pun beraneka ragam karena banyaknya penyakit. Tidak ada satu cara yang mujarab untuk mengobati semua penyakit. Terbukti dari Alquran sendiri yang menyebutkan berbagai macam bahan pengobatan seperti madu dan minyak zaitun. Ada juga thibbun nabawi yang dipraktekan oleh nabi Muhammad S.A.W dan ada juga bapak kedokteran modern dari Islam yaitu Ibnu Sina yang menjelaskan pengobatan kanker. Jadi bohong besar jika vaksin adalah penyebab kanker.
Islam itu mudah, jangan dibuat sulit.
Salam kompasiana!
Â
Â
Sumber:
http://m.dream.co.id/news/soal-hukum-transfusi-darah-mui-tak-mau-gegabah-150728j.html
http://m.eramuslim.com/ustadz-menjawab/hukum-makan-diwadah-bekas-menu-babi.htm
http://www.fahmiamhar.com/tag/ibnu-sina