Persoalan penumpukan sampah, baik sampah organik maupun non-organik, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) telah menjadi masalah serius yang dihadapi banyak daerah. Pembakaran sampah yang kerap dilakukan juga menimbulkan pencemaran udara. Selain itu, tumpukan sampah daun kering juga menjadi persoalan lingkungan yang tak kalah penting.
Menyikapi permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) bersama SMP Negeri 25 Malang mengambil langkah proaktif dalam mengelola sampah rumah tangga dan daun kering melalui kegiatan komposting. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH).
Pada tanggal 3 Mei 2024, para mahasiswa PKLH UM melakukan kegiatan komposting di SMP Negeri 25 Malang. Mereka mengolah sampah rumah tangga dan daun kering menjadi pupuk kompos dengan memanfaatkan Effective Microorganisms (EM4) sebagai inokulasi. Proses pembuatan kompos dilakukan selama 2 minggu, dan hasil dari pengomposan tersebut diamati pada tanggal 17 Mei 2024.
Kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 12, yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Beberapa target yang terkait dengan kegiatan komposting di sekolah ini adalah:
- Target 12.3: Mengurangi setengah dari limbah pangan global per kapita di tingkat ritel dan konsumen, serta mengurangi kehilangan pangan sepanjang rantai produksi dan pasokan.
- Target 12.4: Mencapai pengelolaan bahan kimia dan semua limbah di sepanjang daur hidupnya dengan cara yang ramah lingkungan.
- Target 12.5: Secara substantif mengurangi timbulan sampah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali.
Melalui kegiatan komposting sampah di sekolah, SMP Negeri 25 Malang telah berkontribusi dalam mewujudkan target-target tersebut, khususnya pengurangan timbulan sampah melalui daur ulang dan penggunaan kembali.
Kegiatan komposting dilakukan dengan beberapa variasi, yaitu dengan penambahan EM4 yang berbeda-beda. Adapun langkah-langkahnya untuk pembuatan pupuk kompos daun kering dengan EM4 yaitu mencacah atau memotong daun kering menjadi potongan kecil-kecil, meletakkan tanah bekas media tanam di dasar galon, kemudian memasukkan daun kering ke dalam galon, menutup semua bahan di dalam galon dengan tanah bekas media tanam, disiramkan campuran EM4, gula, dan air dengan perbandingan 2:2:50 dan 4:2:50 ke dalam galon, mengaduk semua bahan hingga tercampur rata. Kemudian galon yang telah berisi bahan-bahan kompos tersebut ditutup dengan rapat selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, galon tersebut dibuka untuk diamati hasilnya, apakah pupuk kompos yang telah dibuat berhasil atau tidak. Â Untuk langkah pembuatan pupuk kompos limbah rumah tangga dengan EM4 yaitu mencampurkan tanah bekas media tanam dengan nasi basi, kemudian letakkan di dasar galon, memotong sisa sayur dan buah-buahan menjadi potongan kecil, lalu masukkan ke dalam galon, menyiramkan campuran EM4, gula, dan air ke dalam galon yang berisi potongan sayur dan buah dengan perbandingan 2:2:50 dan 4:2:50, memasukkan lagi campuran tanah dan nasi basi, kemudian tambahkan sampah rumah tangga, lalu siramkan air campuran. Kemudian galon yang telah limbah rumah tangga yang akan menjadi kompos tersebut ditutup dengan rapat selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, galon tersebut dibuka untuk diamati hasilnya, apakah pupuk kompos yang telah dibuat berhasil atau tidak.
Dalam pelaksanaannya, para siswa SMP Negeri 25 Malang terlibat aktif dalam proses pembuatan kompos. Mereka mempelajari perlakuan yang tepat, seperti penambahan EM4, ukuran sampah yang harus dicacah kecil, serta waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan kompos. Hasil akhir menunjukkan bahwa kompos dengan penambahan EM4 yang lebih banyak cenderung lebih lembek, sedangkan kompos dengan penambahan EM4 yang sedikit lebih padat.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami di masa depan dan menjadikan kami lebih peduli terhadap lingkungan. Kami ingin melanjutkan praktik komposting ini di rumah masing-masing," ungkap salah satu siswa SMP Negeri 25 Malang.
Kegiatan komposting sampah rumah tangga dan daun kering di SMP Negeri 25 Malang ini merupakan upaya nyata untuk mewujudkan SDGs nomor 12. Hasil kompos tersebut akhirnya digunakan untuk memupuk beberapa tanaman di SMP N 25 Malang. Dengan mengolah limbah menjadi pupuk kompos, sekolah dan mahasiswa PKLH UM berkontribusi dalam mengurangi timbunan sampah serta mendorong pola konsumsi dan produksi yang lebih bertanggung jawab di lingkungan sekitar.