Mohon tunggu...
Wahyu SofiMartalinda
Wahyu SofiMartalinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Sampah Jadi Pupuk: Upaya Mahasiswa PKLH UM Ajarkan Komposting Sampah Rumah Tangga dan Daun Kering di SMP Negeri 25 Malang untuk Mewujudkan SDGs 12

20 Mei 2024   12:32 Diperbarui: 20 Mei 2024   12:40 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan komposting dilakukan dengan beberapa variasi, yaitu dengan penambahan EM4 yang berbeda-beda. Adapun langkah-langkahnya untuk pembuatan pupuk kompos daun kering dengan EM4 yaitu mencacah atau memotong daun kering menjadi potongan kecil-kecil, meletakkan tanah bekas media tanam di dasar galon, kemudian memasukkan daun kering ke dalam galon, menutup semua bahan di dalam galon dengan tanah bekas media tanam, disiramkan campuran EM4, gula, dan air dengan perbandingan 2:2:50 dan 4:2:50 ke dalam galon, mengaduk semua bahan hingga tercampur rata. Kemudian galon yang telah berisi bahan-bahan kompos tersebut ditutup dengan rapat selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, galon tersebut dibuka untuk diamati hasilnya, apakah pupuk kompos yang telah dibuat berhasil atau tidak.  Untuk langkah pembuatan pupuk kompos limbah rumah tangga dengan EM4 yaitu mencampurkan tanah bekas media tanam dengan nasi basi, kemudian letakkan di dasar galon, memotong sisa sayur dan buah-buahan menjadi potongan kecil, lalu masukkan ke dalam galon, menyiramkan campuran EM4, gula, dan air ke dalam galon yang berisi potongan sayur dan buah dengan perbandingan 2:2:50 dan 4:2:50, memasukkan lagi campuran tanah dan nasi basi, kemudian tambahkan sampah rumah tangga, lalu siramkan air campuran. Kemudian galon yang telah limbah rumah tangga yang akan menjadi kompos tersebut ditutup dengan rapat selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, galon tersebut dibuka untuk diamati hasilnya, apakah pupuk kompos yang telah dibuat berhasil atau tidak.

sumber pribadi
sumber pribadi

sumber pribadi
sumber pribadi

Dalam pelaksanaannya, para siswa SMP Negeri 25 Malang terlibat aktif dalam proses pembuatan kompos. Mereka mempelajari perlakuan yang tepat, seperti penambahan EM4, ukuran sampah yang harus dicacah kecil, serta waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan kompos. Hasil akhir menunjukkan bahwa kompos dengan penambahan EM4 yang lebih banyak cenderung lebih lembek, sedangkan kompos dengan penambahan EM4 yang sedikit lebih padat.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami di masa depan dan menjadikan kami lebih peduli terhadap lingkungan. Kami ingin melanjutkan praktik komposting ini di rumah masing-masing," ungkap salah satu siswa SMP Negeri 25 Malang.

Kegiatan komposting sampah rumah tangga dan daun kering di SMP Negeri 25 Malang ini merupakan upaya nyata untuk mewujudkan SDGs nomor 12. Hasil kompos tersebut akhirnya digunakan untuk memupuk beberapa tanaman di SMP N 25 Malang. Dengan mengolah limbah menjadi pupuk kompos, sekolah dan mahasiswa PKLH UM berkontribusi dalam mengurangi timbunan sampah serta mendorong pola konsumsi dan produksi yang lebih bertanggung jawab di lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun