Fenomena kehidupan adalah sesuatu yang bersifat dinamis, tidak berhenti sesaat pun, kecuali kita sudah meninggal. Hidup kita di antara waktu, yang tidak pernah berhenti. Hidup kita di antara ruang yang yang terus menerus berubah. Tidak ada kata statis dalam hidup.
Semestinya kita bisa bersyukur dengan kondisi kita yang saat ini. Jika kita masih sulit untuk bersyukur, cobalah lihat dan bayangkan bagaimana kondisi kehidupan orang yang mungkin lebih sulit daripada kita saat ini. Dan jika masih sulit lagi, coba bayangkan nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Kesehatan kita saat ini, penglihatan, pendengaran, kaki, tangan, telinga, jantung, hati, paru-paru, dan sel-sel kita hingga saat ini masih bisa bekerja dengan baik.
Pagi ini, kita masih bisa bangun dalam kondisi sehat. Mungkin, saat ini ada orang yang sedang merintih kesakitan, karena menahan rasa sakit yang dideritanya. Mungkin juga, saat ini ada yang sudah tidak bangun lagi dari tidurnya (meninggal dunia). Kita tidak mengetahui seluruh isi dunia ini secara bersamaan.
Pagi ini, kita masih bisa menghirup udara segar secara gratis dan lancar, tanpa perlu alat bantu khusus. Coba, bagaiamana dengan saudara-saudara kita yang mungkin saat ini harus membutuhkan tabung dan selang hanya untuk meghirup udara?
Mata kita saat ini masih bisa melihat dengan jelas. Bagaimana seandainya besok Allah SWT mencabut nikmat tersebut, dunia akan menjadi terasa gelap gulita. Siapkah Anda untuk menjadi orang buta? Coba bayangkan.
Nikmat yang diberikan sang Pencipta kepada kita sangat banyak. Jika dituliskan, air laut jadi tinta dan ranting pohon seluruh dunia jadi pena, itu tidak akan cukup. Mungkin juga hardisk seluruh dunia ini dibuat catatan untuk menyimpan tulisan mengenai nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita, itu tidak akan muat.
wsitorus, 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H