Mohon tunggu...
Wida Semito
Wida Semito Mohon Tunggu... -

Work for a cause NOT for applause. Live life to express NOT to impress

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dimsum Terakhir: Seksualitas Menggugat Lewat Sastra

4 Juni 2017   16:59 Diperbarui: 5 Juni 2017   11:15 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ragam Orientasi Seksual

Orientasi seksual adalah pola ketertarikan seseorang baik secara seksual, fisik dan emosional kepada lawan jenis atau kepada jenis kelamin yang sama.[2]

Ragam Orientasi Seksual antara lain:Lesbian, adalah perempuan yang memiliki ketertarikan secara seksual, fisik dan emosional terhadap perempuan lainnya.Gay, adalah lelaki yang memiliki ketertarikan secara seksual, fisik dan emosional terhadap lelaki lainnya.Biseksual, adalah orang yang memiliki ketertarikan secara seksual, fisik dan emosional terhadap lelaki dan perempuan.Heteroseksual, adalah lelaki atau perempuan yang hanya tertarik secara seksual, fisik dan emosional kepada lawan jenisnya saja.Panseksual, adalah lelaki atau perempuan yang memiliki ketertarikan secara seksual, fisik dan emosional yang lebih luas termasuk kepada transgender baik Female To Male (FTM) atau Male To Female (MTF).Polysexual, adalah orang-orang yang memiliki ketertarikan secara seksual, fisik dan emosional terhadap pria dan wanita secara bersamaan tetapi mereka menolak disebut bisexual.Asexual, adalah orang-orang yang tidak memiliki gairah sexual sama sekali. Aseksual berbeda dengan impotensi ataupun frigidinitas yang biasanya dikaitkan dengan matinya gairah seksual seseorang.Transgender, adalah istilah untuk orang yang identitas, ekspresi atau perilaku yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya saar lahir. Dalam masyarakat umum transgender merujuk kepada waria.Transgender Man, adalah istilah untuk orang transgender yang mengidentifikasi dirinya sebagai pria, atau disebut juga FTM (Female To Man) yaitu seseorang yang bertransisi dari perempuan ke laki-laki.Transgender Women, adalah istilah untuk orang trasgender yang mengidentifikasi dirinya sebagai wanita, atau disebut juga MTF (Male To Female) yaitu seseorang yang bertransisi menjadi wanita.Queer, adalah istilah alternatif untuk LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual) dalam upaya untuk menjadi lebih inklusif.Genderqueer, adalah istilah untuk beberapa individu yang menolak disebut sebagai laki-laki atau perempuan.Gender Non-conforming, adalah istilah untuk seseorang yang ekspresi gendernya berbeda dari harapan masyarakat alias bukan laki-laki dan bukan perempuan. Biasanya orang-orang yang ekspresi penampilannya berbeda dari  laki-laki atau perempuan pada umumnya.Bi-Gender, adalah orang yang memiliki dua indentitas gender yang signifikan yaitu laki-laki dan perempuan. Pada beberapa orang mungkin merasa bahwa satu sisi lebih kuat, atau merasa kedua jenis kelamina sama kuatnya.Interseks, adalah istilah untuk orang-orang yang lahir dengan reproduksi atau anatomi seksual dan atau pola kromosom yang tidak sesuai dengan definisi laki-laki dan perempuan, istilah lain dari kondisi ini disebut Differences of Sex Development (DSD).

Jika merujuk pada ragam orientasi seksual diatas dan melihat ciri-ciri fisik tokoh Rosi pada novel Dimsum Terakhir, saya menyimpulkan Rosi masuk kategori Transgender Man atau Female To Male (FTM) yaitu seseorang yang bertransisi dari perempuan ke laki-laki.

Homoseksualitas di Indonesia

Homoseksualitas dalam masyarakat nusantara bukanlah barang baru. Mereka sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, bahkan dalam berbagai tradisi, orang-orang “istimewa” ini mendapat kedudukan sejajar dengan dewa/Tuhan. Bissu dalam kebudayaan Bugis, misalnya. Bissu adalah pria yang “berdandan” menyerupai wanita. Bissu bagi suku Bugis dianggap sebagai orang suci yang bisa menjadi penghubung antara dunia manusia dengan dunia Keilahian.

Meski pada tahun 1983 Indonesia menghapus homoseksualitas dari Pedoman Panduan Diagnosis Ganguan Jiwa (PPDGJ) ke-2 dan pada revisi PPDGJ ke-3 tahun 1993, faktanya, persekusi dan labeling bahwa LGBT adalah penyakit menular dan penyakit kejiwaan terus saja terjadi hingga hari ini. Bahkan LGBT di Indonesia dianggap berpotensi “mengganggu keamanan dan stabilitas nasional” dan oleh karenanya perlu diwaspadai bersama-sama dengan faham seperti Neo-Liberalisme, Komunisme, Marxisme dan Leninisme. Sungguh saya tak habis pikir, dimana letak ‘mengancam keamanan nasional” nya, seseorang yang orientasi seksualnya berbeda dari kebanyakan masyarakat Indonesia?!

Sastra Sebagai Pelita

Ketika membaca novel ini sebelas tahun yang lalu, Dimsum Terakhir membawa saya berkenalan untuk pertama kalinya dalam hidup saya dengan seksualitas diluar yang saya tahu selama ini. Dan mungkin Clara Ng adalah penulis Indonesia pertama yang berani memasukkan isu (yang bisa dikatakan sensitif di negri ini) homoseksulitas didalam karyanya sebagai sebuah “perlawanan” pada realita yang terjadi, tidak salah jika Putu Fajar Arcana dalam kata pengantar untuk novel ini menuliskan: “Dimsum Terakhir melakukan gugatan tidak dengan maksud menjadi hero, tetapi menyalakan lampu kuning, bahwa ada hal yang harus diperbaiki dalam perikehidupan kita”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun