Mohon tunggu...
Dodi Wisaksono Sudiharto
Dodi Wisaksono Sudiharto Mohon Tunggu... lainnya -

Setetes air di tengah gurun yang kering kerontang tidaklah sesempurna air sungai yang bertingkat-tingkat. Namun tatkala Yang Maha Esa menyempurnakannya, maka sempurnalah ia. - Seseorang yang menyukai humaniora, yang mencoba memberi inspirasi meski hidup sebagai manusia yang biasa-biasa saja.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Membuat Biopori Sederhana (Bagian Pertama)

2 Februari 2015   14:29 Diperbarui: 4 April 2017   17:09 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sendok semen.

Gergaji kecil – digunakan untuk menggergaji Pipa Paralon agar ukurannya sesuai dengan ketinggian yang diharapkan dalam pembuatan lubang biopori.

Gergaji kecil.

Kawat Loket atau Wiremesh – Kawat Loket yang diperlukan adalah yang memiliki ukuran lubang yang kecil. Biasanya kawat jenis ini digunakan sebagai saringan pasir. Kawat ini digunakan sebagai penutup dan penyaring agar lubang biopori tidak kemasukan tanah atau bebatuan kecil saat air masuk ke lubang biopori, misalnya saat hujan turun. Kebetulan saya membelinya di toko bangunan. Namun tidak banyak. Sekitar 1 meter, lebih dari cukup untuk keperluan pembuatan 4 buah lubang biopori. Sisanya bisa digunakan sebagai pengganti bila kawatnya rusak atau perlu diperbaharui.

Kawat Loket.

Semen – digunakan untuk membuat pondasi bagian atas dari lubang biopori. Banyaknya semen yang diperlukan sekitar sekantong plastik kecil, untuk pembuatan sekitar 4 lubang biopori. Saya membeli semen dengan kualitasnya seadanya, tidak perlu yang paling bagus.

Semen.

Ember Plastik Cor – digunakan untuk membuat adonan semen. Saya menggunakan Ember Cor bekas yang pernah digunakan saat perbaikan rumah. Jadi tidak perlu beli baru.

Ember Cor.

Demikianlah beberapa peralatan dan bahan yang diperlukan untuk membuat biopori sederhana. Pada artikel selanjutnya, saya bermaksud memaparkan langkah-langkah pembuatan biopori sederhana. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun