Mohon tunggu...
Sindy Dwija Widyaswara
Sindy Dwija Widyaswara Mohon Tunggu... -

Penyuka seni, terlebih dalam bernyanyi dan menulis. jika lagu ada nafas, maka syair adalah darah yang menagliri tubuh. Maka hidup tak kan berwarna tanpa keduanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harga Makna

17 April 2014   17:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

nampaknya ia lelah,,

entah mengapa,,,

kelopak matanya Nampak sayu,

pun lelap memeluknya malam ini.

Kabar angin tak datang,

Namun tiba- tiba saja ia terlihat dihadapku.

Walau hanya bayang, namun seperti nyata.

Mengapa tak beri makna?

Seucap kata pun kau enggan,,

Risau ku menunggu di pekat malam tadi.

Hanya berharap kau sudi tuk bicara.

Suaramu itu, parau.

Namun lembut dan menusuk bagiku.

Tak apa,

Sudah ku katakan  di lain hari.

Bahwa

apapun jadinya keadaan ini nanti...

Aku kan tetap menikmatinya.

Menari, bersama kepedihan dan senyum yang  berbaur.

Tak kan ku rasa sedih,

Hidup ini roda bagiku.

Ketika hanya singgah hakikatnya.

Biarkan singgah, namun tetap wajib memberi makna.

Toh nantinya kan membuat kita berfikir.

Mungkin satu pesanku.

Menjadi lebih baik jika kita saling mengisi.

Tak peduli siapapun.

Kiranya Tuhan mengizinkan setiap makhlukNya tuk memberi makna bagi sesama.

Kau, aku, dia, bahkan mereka.

Maka,,,

Tersenyumlah kawan.

Karena dalam hidup ini, akan ada banyak hati yang harus kita jamah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun