Mohon tunggu...
Wulan Sari
Wulan Sari Mohon Tunggu... -

aku ini siapa ?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peradaban Perawan

6 Februari 2014   06:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:07 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Peradaban Perawan”

Perkaranya mudah saja

Hanya yang memiliki keindahan

dan kerucut di dua dadanya

Yang putingnya membarakan nafsu

begitu paruh jenjang

yang meliuk-liuk menawarkan dosa

Siapa yang menawan

siapa yang tertawan

Pada peradaban perawan

yang moralnya tergantung-gantung

di etalase jalanan

Ah, bukan lagi moral

Ketika saling tonton-menonton

Pada kemaluan masing-masing

sehingga dengus nafas ditapak percumbuan

gadaikan moral murah-murah saja

Amarah resah lepas sudah

Kain-kain tak lagi berbadan

Ah, apa hendak dikata

perawan-perawan tak lagi berbadan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun