Mohon tunggu...
WS Thok
WS Thok Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Lahir di Jawa-Timur, besar di Jawa-Tengah, kuliah di DI Yogyakarta, berkeluarga dan tinggal di Jawa-Barat, pernah bekerja di DKI Jakarta. Tak cuma 'nguplek' di Jawa saja, bersama Kompasiana ingin lebih melihat Dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hoaks Minded

20 Juni 2019   22:00 Diperbarui: 21 Juni 2019   07:54 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada awalnya saya senang salah seorang admin group WA sekolah kami selalu mengingatkan kevalidan sebuah tulisan/artikel atau berita yang diunggah teman-teman, beliau berusaha mencegah adanya hoaks. Namun hoaks minded ini tak selamanya menyenangkan dalam sebuah interaksi pertemanan.


Selama masa kampanye pemilu (presiden), saat pencoblosan hingga pasca pemilihan ini, teman admin ini selalu mengingatkan dan menanggapi unggahan teman-teman yang dianggapnya tidak benar, yaitu dengan mengunggah bantahan hoaks dari media mainstream yang kredibel.


Namun, beberapa teman masih berusaha meneruskan tulisan-tulisan atau berita politik dengan alasan media mainstream sudah tidak obyektif lagi, karena pemilik media itu toh pelaku politik yang ikut berkompetisi juga, bahkan berita resmi pemerintah bisa saja mengandung hoaks karena memuat personal interest.


Saya pernah juga kecele ketika dengan yakin meneruskan pernyataan seorang menteri kabinet tentang pemilihan dan pengangkatan rektor oleh presiden, namun ternyata keliru karena di berita lain pak menteri ternyata salah intepretasi. Dari itu saya berkeyakinan siapapun bisa membuat berita keliru/hoaks.


Terus terang keadaan ini membuat saya menjadi skeptis terhadap berita dari televisi dan surat kabar langganan saya. Yang masih saya percayai adalah semacam informasi tentang ilmu pengetahuan ataupun berita olahraga. Di media manapun akan sama memberitakan klub bola Liverpool menang 2-o lawan Tottenham Hotspur dalam final liga champion 2019.


Pemilu membuat panas suasana pertemanan di group WA sekolah yang saya ikuti, dari SD hingga PT. Beberapa anggota bahkan sengaja keluar group.


Beberapa teman berusaha mengembalikan suasana dengan mengirim tulisan atau video yang bersifat netral. Namun lagi-lagi membuat diskusi berkepanjangan akibat admin yang hoaks minded ini. Kiriman video seorang teman yang  menceritakan keadaan siksa neraka dan manusia yang meminta ampun (narasi dalam bahasa Arab) dengan ilustrasi adanya lahar panas yang muncul di suatu kompleks perumahan (bukan di gunung) di Austria; dibantah admin apa benar terjadi di Austria.


Sudah tentu si pengirim tak bisa menjawab dengan pasti karena Austria adalah sekedar keterangan tambahan darinya. Padahal esensi video itu bukanlah tentang berita/lokasi kejadian lahar panas yang keluar dari bumi melainkan pesan agar pemirsa takut  azab neraka dan lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.


Teman lain mengirim video tentang kecelakaan yang terjadi akibat seorang wanita yang mengenakan gamis panjang yang terjerat di roda sepeda motor non-matik. Lagi-lagi admin menanyakan jika pakai motor matik apakah tidak akan terjadi kecelakaan serupa.


Tidak menunggu jawaban teman pengirim video, saya yang menjawab, bahwa itu sekedar narasi/keterangan fakta yang terjadi pada motor non-matik, jangankan naik motor, berjalan kaki saja baik memakai maupun tidak memakai gamis panjang harus tetap hati-hati. Pesannya adalah tentang risiko, sesimpel itu memahami.


Teman admin ini masih membalas: "Maksud saya jangan sampai terjadi diskriminasi terhadap motor nonmatik jika bahaya yang sama bisa terjadi apabila menggunakan motor matik. Gitu aja".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun