Mohon tunggu...
W Rizkiawan
W Rizkiawan Mohon Tunggu... -

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Baswedan dan Kekalahan Prancis

28 Juli 2016   07:24 Diperbarui: 28 Juli 2016   08:13 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain UNAS yang dikurangi kontribusi jahatnya, Anies juga merubah sistem Masa Orientasi Siswa (MOS) yang terkesan fokus pada hal-hal fisik-- Orba Minded. Kita tahu, sejak kecil hanya mengetahui bahwa MOS selalu identik dengan perploncoan, pembullyan dan bahkan hukuman fisik.

Dengan tegas, dimulai sejak tahun ini, Anies merubah MOS dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang lebih terkesan mendidik secara mental daripada menghukum secara fisik—ala orba. Pada tahun ini pula, ada gerakan sederhana nan masif. Gerakan mengantar anak ke sekolah. Bagi kawan saya, Anies satu-satunya menteri pendidikan yang idealis-reformis.

Saya, secara pribadi mungkin tak lebih mengenal Anies daripada kedekatan kawan saya pada Anies. Tentu, kesedihan saya belum mencapai tahap sedih yang --menangis dalam diam-- seperti reaksi kawan saya.

Saya mengenal Anies pada 2009. Saat gencar diadakannya gerakan indonesia Mengajar. Maklum, saya berkuliah di jurusan Pendidikan. Selain itu, saya dan kawan-kawan juga sempat mendaftar program lembaga nirlaba yang mengenalkan generasi muda pada daerah terpencil di Indonesia --untuk membagi pengalaman dan ilmu-- itu.

Sehingga, saat menulis tulisan ini pun, emosi terbesar saya bukan karena dilengserkannya Anies. Melainkan saya lebih tidak terima dengan sifat ke-tidakterima-an kawan saya pada apa yang diterima oleh Anies.  Ini semacam sadness solidarity yang terpancar sebagai respon dari kesedihan yang kawan saya rasakan.

Bagi saya—entah karena saya merasa satu klan sebagai seorang pendidik atau tidak-- Anies merupakan satu sosok menteri reformis paling sederhana dan bertanggung jawab hingga akhir masa jabatannya. Bahkan, itu dibuktikan ketika saat terakhir dirinya akan meninggalkan jabatan yang sejak 27 Oktober 2015 dia emban.

"Saat pertama kali menjabat, perkenalan juga dilakukan secara lesehan. Lepas jabatan harus sama," tutur Anies dikutip dari Tempo.co.

Ya, hari ini Anies melesehkan jabatan yang sebelumnya dia emban. Sebuah jabatan yang bagi kawan saya, saya, dan kawan-kawan lain yang berfikiran sama seperti kami berdua--- hanya cocok dipegang Anies Baswedan: Menteri Pendidikan. (*)

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun