Mohon tunggu...
Writerpreneur Indonesia
Writerpreneur Indonesia Mohon Tunggu... -

Akun 'kloningan' ini dibuat sehubungan dengan proyek pembuatan buku berjudul (sementara) "Writerpreneur, Membangun Bisnis Digital dari Menulis" yang bakal diterbitkan Elex Media Komputindo. Tulisan-tulisan senada bisa dilihat di facebook writerpreneurindonesia, blog Writerpreneur Indonesia dan twitter @writerpreneur_i

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lika-liku Memilih Topik untuk Blog, dan Contoh Kasus di Kompasiana

27 Juni 2016   10:21 Diperbarui: 8 Juli 2016   04:55 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memilih topik untuk blog (www.altushost.com)

Anda sudah punya blog dan ingin menjadi writerpreneur. Lalu, topik apa yang akan ditulis?

Karena blog yang dibuat dimaksudkan menjadi bisnis untuk jangka panjang, tentu Anda harus punya energi yang cukup dan stamina yang prima.

Bagaimana caranya supaya Anda punya energi dan stamina yang cukup untuk mengelola blog selama bertahun-tahun? Bagaimana caranya supaya Anda tetap punya semangat untuk menulis di blog setiap hari?

Ada dua pendekatan yang bisa Anda lakukan. Pertama, tulis topik yang Anda sukai. Jika menyukai sesuatu, Anda otomatis akan mengikuti perkembangan terbaru terkait topik itu. Anda punya bahan dari berbagai segi untuk diolah menjadi tulisan.

Di dunia blogging, banyak blogger yang memaksakan diri menulis topik yang tidak disukai semata karena topik itu punya banyak iklan. Untuk sesekali mungkin tidak masalah. Namun untuk menulis topik itu dalam jangka panjang, akan terasa sebagai siksaan. Anda menulis karena terpaksa, dan itu akan nampak pada tulisan. Konten akan terasa datar dan kering.

Jika menulis topik yang disukai, kegairahan dan antusiasme Anda akan muncul dalam tulisan, dan pembaca akan merasakannya.

Contoh kasus di Kompasiana

Di Kompasiana ada Kompasianer yang punya ketertarikan soal bahasa, terutama Bahasa Inggris, yakni Gustaaf Kusno.

Lapak milik pak Gustaaf
Lapak milik pak Gustaaf
Tulisannya umumnya membahas berbagai kekeliruan berbahasa Inggris yang ditemui sehari-hari, termasuk kesalahan penerjemahan oleh wartawan media online dan cetak.

Tulisan dibuat pak Gustaaf dengan ringan namun mudah dipahami. Tulisan di lapak itu sarat dengan pelajaran praktis yang sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin memperdalam Bahasa Inggris. Minat berbahasa yang ditekuni pak Gustaaf pada akhirnya bermanfaat bagi pembaca. Pak Gustaaf bahkan sudah menulis buku yang materinya diambil dari tulisan di lapaknya.

Di Kompasiana juga ada perempuan yang punya minat dan ketertarikan yang sangat besar pada MotoGP. Ini menarik karena rata-rata penggemar olahraga otomotif adalah kaum pria. Karena kerap menulis soal MotoGP-terutama yang menyangkut idolanya Valentino Rossi, Kompasianer ini, mbak Yayat, dianggap sebagai penulis yang ahli soal MotoGP. 

Akun milik mbak Yayat
Akun milik mbak Yayat
Mbak Yayat beberapa kali diundang dalam berbagai kegiatan terkait MotoGP, baik dalam maupun luar negeri, dan semua itu karena tulisan di lapaknya. Dan tentu saja, mbak Yayat tak penah lupa menulis perkembangan terbaru seri MotoGP seperti yang ditulisnya lewat tengah malam tadi.

Contoh kasus ketiga, Suka Ngeblog yang selain suka banget ngeblog (namun jarang menulis, terutama di Kompasiana, hehe) punya minat pada film dengan genre superhero. Beberapa tulisan terakhir di lapaknya membahas soal superhero. Bahkan saking sukanya, tulisan tentang Ahok dan Teman Ahok bisa dihubung-hubungkan dengan Captain America dan X-Men.

Lapak milik SN
Lapak milik SN
Suka Ngeblog mungkin belum bisa disebut sebagai pakar dalam film genre superhero namun bisa dijadikan teman diskusi soal itu.

Tulis yang dikuasai

Selain menulis topik yang disukai, pendekatan yang juga bisa dipilih adalah, menulis topik yang dikuasai. Ini biasanya terkait dengan profesi. Misalkan Anda berkecimpung di dunia pendidikan, baik sebagai guru atau dosen, Anda bisa menulis seluk beluk dunia pendidikan di blog. Anda bisa menulis hal terkait belajar mengajar, atau romantika para murid, bagaimana menangani bullying atau perkelahian antar sekolah, dan sebagainya.

Jika berkecimpung di bidang medis, misalnya Anda itu perawat, bidan atau dokter, Anda bisa membahasnya di blog. Anda bisa menulis tentang hal unik terkait pasien, penyakit tertentu dan kiat praktis tentang kesehatan.

Contoh kasus

Sebagai contoh kasus, di Kompasiana ada dokter yang rajin menulis, yakni dokter Posma Siahaan. Umumna tulisan merupakan pembahasan tentang penyakit tertentu, atau tentang situasi di rumah sakit. Terkadang judul tulisan diambil dari pertanyaan pasien. 

Lapak milik dokter Posma
Lapak milik dokter Posma
Karena dipaparkan dengan ringan dan populer, tulisan dokter Posma menarik untuk dibaca. Dokter Posma bahkan sudah menulis buku yang diambil dari kumpulan tulisannya.

Contoh lain, Wijaya Kusumah atau biasa disapa Omjay. Beliau guru, motivator dan pelatih. Banyak tulisannya yang membahas seluk-beluk dunia pendidikan, dan ada yang sudah dibukukan.

akun milik Omjay
akun milik Omjay
Penguasaan topik tak hanya karena profesi, namun bisa juga menyangkut domisili. Ketika seseorang menetap di suatu lokasi selama bertahun-tahun, dia bisa mengenal dan mengetahui apa keunikan yang terjadi di tempat itu.

Di Kompasiana ada yang menetap di luar negeri, dan kerap membagi pengalamannya ke pembaca. Karena apa yang mereka tulis dibuat berdasarkan apa yang dialami, didengar, dilihat dan dirasakan, maka tulisan itu memberi perspektif baru bagi pembaca.

Kompasianer Elde, misalnya, kerap menulis tentang si Anu, maksudnya seluk beluk kehidupan di Jerman dari sudut pandang orang Indonesia. 

Lapak milk Elde
Lapak milk Elde
Dengan gaya dan ciri khas yang berbeda, mbak Gaganawatiyang juga bermukim di Jerman kerap membagi pengalamannya. 

Akun Kompasiana milik Gaganawati
Akun Kompasiana milik Gaganawati
Dari Jepang ada kompasianer Weedy Koshino yang suka memaparkan hal unik yang ditemuinya di negeri Sakura, dan masih banyak lagi.

lapak milik mbak Weedy
lapak milik mbak Weedy
Writerpreneur itu...

Menulis di blog yang paling mudah menulis yang disukai dan atau dikuasai. Namun untuk menjadi writerpreneur, idealnya Anda juga bisa, dan harus mampu menulis topik yang tidak dikuasai, atau tidak disukai.

Sebagai contoh, misalkan Anda mendapat order membuat review sebuah produk, dengan imbalan jutaan rupiah dan Anda tidak menyukai produk itu, apakah ordernya harus ditolak?

Anda tentu bisa menolak. Namun jika terlalu sering menolak, itu buruk untuk bisnis digital yang dikembangkan. Jadi solusinya adalah menerima order dan mencoba menyukai dan menguasai topik terkait produk. Caranya Anda mencari informasi sebanyak mungkin tentang produk itu, dan coba mengambil sudut pandang yang unik untuk ditulis.

Sebagai writerpreneur Anda mungkin mendapat tawaran membuat biografi tokoh tertentu, dengan imbalan belasan atau puluhan juta rupiah, dan Anda kebetulan tidak familiar atau tidak menyukai sang tokoh. Apakah tawaran itu harus ditolak, atau Anda mencoba menyukai dan menikmati proses penulisan?

Sebagai blogger, atau Kompasianer, Anda bisa menulis topik yang menarik perhatian, yang membuat Anda 'terangsang' hingga bisa menulis dengan enak. Sebagai blogger Anda tak perlu menulis topik yang tidak disukai--juga Anda tak harus mengikuti lomba blog yang tidak sesuai dengan minat.

Namun jika memutuskan menjadi Writerpreneur, Anda harus fleksibel, termasuk siap dan harus mampu menangani tawaran menulis yang tidak sesuai dengan minat. Tak mudah memang, tapi di situlah seninya menjadi writerpreneur...

Catatan

Mohon maaf untuk teman-teman yang namanya dimasukkan ke dalam contoh kasus, yang identitasnya ditulis tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Dengan beberapa penyesuaian, tulisan ini akan dimasukkan ke dalam buku berjudul (sementara) "Writerpreneur, Membangun Bisnis dari Menulis" yang bakal diterbitkan Elex Media Komputindo. Semoga teman-teman tidak keberatan akunnya dimasukkan ke dalam buku, hehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun