Mohon tunggu...
Wrenges Widyastuti
Wrenges Widyastuti Mohon Tunggu... profesional -

ingin bisa terus menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

ABCD Stania84 Goes to Oz - Asyiknya Belanja bareng Cari Diskonan

10 Oktober 2017   18:04 Diperbarui: 16 Oktober 2017   15:22 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali berwisata dengan keluarga hampir tak pernah memberiku kesempatan berbelanja selain ke pasar atau supermarket untuk membeli makanan. Alhasil jadwal yang semula disusun untuk STANIA84 Goes to Oz juga tak memasukkan acara belanja. Beruntung, teman-teman lainnya rajin mencari tahu dari internet tentang tempat kunjungan di Sydney dan Melbourne. Hasilnya, selain beberapa tempat wisata, didapat juga info bahwa ada toko-toko di lokasi tertentu yang menjual barang bermerek dengan diskon lumayan. Mengetahui hal itu tentu kami memasukkan kunjungan kesana dalam agenda kami, wajib hukumnya.... hehehe..

Saat kami menceritakan rencana membagi perjalanan seminggu juga untuk Melbourne, seorang teman yang tengah bermukim di Sydney menanggapi, 'Kuranglah, baiknya satu kota saja. Ibu-ibu pasti pengin belanja. Sydney tempatnya,' kata teman tadi. Namun karena berbelanja bukan lah tujuan utama kepergian ini, kami hanya mengosongkan setengah hari di jadwal kami.

Di Sydney ada DFO Homebush. Namun salah satu lokasi direct factory outlet Australia ini lumayan jauh di pinggir kota. Karenanya untuk memaksimalkan waktu, kami memilih pergi ke Birkenhead's Point (BP) yang berjarak lebih dekat. BP sebetulnya tidak masuk dalam jaringan DFO Australia, tapi banyak toko disana menjual barang dari musim yang telah lewat dibandrol dengan diskon lumayan.

Setelah acara foto kebaya di Town Hall yang berlanjut ke pencarian oleh-oleh di Paddy's Market (lihat https://www.kompasiana.com/wrenges/59db6040f2fd914ab6589383/abcd-stania84-goes-to-oz-a-bunch-of-colourful-dresses ) kami memutuskan untuk naik taksi kesana. BP memang bisa dicapai dengan feri, bis atau taksi. Kami langsung berpencar dalam beberapa taksi, sambil mematok janji untuk tiba kembali di hotel pk 15, agar bisa berangkat lagi pk 15.30 ke Riverwood, sekitar 45 menit perjalanan berkereta. Kami akan mengunjungi satu STANIA84 yang telah menetap disana sejak 2011.

Saat tiba di BP, teman bareng taksiku memilih masuk ke satu toko perlengkapan outdoor yang saat ini belum tersedia di Jakarta. Ada jaket, parka, ponco, kaos, juga sepatu dengan diskon yang cukup menggiurkan, 30-70%. Cukup lama kami memilah dan memilih di toko itu. Mencoba sana-sini, bertanya harga.... hingga akhirnya kami berenam menuntaskan belanja dengan hasil sepasang sepatu dan 4 jaket. Mungkin karena iba melihat aku tak membeli apa pun, petugas penjual yang melayani memberikan hadiah sebotol cairan pembersih jaket! Hahaha....

Menjelang kembali ke hotel kami bertemu beberapa teman lain yang masih asik berkeliling masuk keluar toko. Teman sekamarku mencoba mencari baju atau kaos 'Made in Australia'. Namun sayang, upayanya tak berhasil. Baju-baju yang ada didominasi buatan Cina, Vietnam, Bangladesh, dan juga Indonesia.... Tetapi untuk tas, seorang teman berhasil membeli 'buatan Australia' untuk calon menantunya. 

Aktivitas belanja memang lumayan melelahkan. Salah satu rekan yang sudah puas berkeliling akhirnya memilih duduk di kursi di depan toko. Di dekat kakinya tergeletak beberapa tas belanja. 'Diskonnya mantap, jadi memang beda jauh dengan (harga) Jakarta,' ujar si ayu yang membeli tas untuk masing-masing anak gadisnya itu.

Toko-toko berdiskon besar itu juga ada di Melbourne. Disana kami menyempatkan pergi ke DFO South Wharf, tak jauh dari Southern Cross station, perhentian kereta kami saat tiba dari Sydney. Kali ini aku ikut mencari tas titipan adikku. Meski dari potongan harga yang diberikan kita bisa langsung tahu bahwa barang-barang itu bukan lah model terbaru, hal ini tidak menjadi masalah bagi kami karena tampilannya 'awet', tak lekang waktu.

Berkeliling barang yang dijual di tempat-tempat itu memang sungguh memerlukan keteguhan diri untuk menahan rasa ingin berbelanja. Selisih harga yang besar, jenis barang yang beragam, juga adanya teman yang pandai mematut barang dan punya info terbaru tentang barang sejenis di Jakarta, jelas merupakan kelebihan. Untunglah kami teringat beban bagasi yang mepet. Juga aturan pabean untuk barang bawaan penumpang. Mengingat kedua hal itu menjadi mantera ampuh penahan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun