Jika kita runut ke belakangan, beberapa tahun yang lalu anda mungkin belum pernah berfikir bisa membeli barang hanya melalui sebuah situs, melakukan order taksi real time, memesan produk/barang, tiket,voucher listrik, pulsa dan meminta layanan tertentu hanya bermodalkan sebuah Gadget (Smartphone). Tapi saat ini, hal tersebut menjadi sebuah bagian dari aktivitas masyarakat di Indonesia. Saat ini, , layanan-layanan tersebut sudah bisa diterapkan di Indonesia walaupun belum merata dan masih adanya resistensi. Tetapi proses merging teknologi dengan kehidupan itu tidak dapat dihindari (unavoidable). Dengan semakin tingginya pengguna internet dan meningkatnya transaksi online, hal ini memberi sinya bagus bagi pertumbuhan digital economy di Indonesia.
Kemudian bagaimana dengan Fintech ?
Hangatnya topik tentang perkembangan Financial Technology (Fintech) telah membuat berbagai pihak seperti Insitusi Perbankan dan Keuangan harus memikirkan ulang model bisnis masa depannya agar bisa sustainable dan tumbuh.
Partnership antara Fintech and Institusi Konvensional
Sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Nasdaq (http://www.nasdaq.com) menyebutkan tiga poin penting di dalam Fintech yakni perubahan regulasi, kerja sama antara Fintech and Institusi Konvensional dan inovasi kegiatan bisnis.
Salah satu tantangan pertumbuhan Fintech di Indonesia salah satunya berasal dari aspek regulasi. Fintech yang terus tumbuh dan prospektif ini tentunya harus menjadi sebuah perhatian serius dari kalangan pemerintah. Dengan aturan yang kuat dan komprehensif,akan membantu perkembangan industri fintech di Indonesia. Kabarnya Bank Indonesia akan segera meluncurkan peraturan terkait bisnis Fintech di Indonesia.
Fintech akan menggabungkan banyak layanan perbankan menjadi layanan terpusat yang bisa diakses oleh pengguna tanpa harus melakukan transaksi offline melalui kantor Bank, ATM, Internet Banking. Fintech dapat mengubah pola bisnis Industri Perbankan dan Keuangan menjadi lebih efisien, otomatis dan fully online
Reuters (https://www.reuters.com) menyebutkan Fintech saat ini menjadi "Hot Trend", diprediksikan Bisnis Fintech akan semakin besar dan menarik di tahun 2018. Menurut analisa penulis, salah satu kunci sukses penerapan Fintech dari aspek penerapan aplikasi adalah unified application, dimana sebuah layanan Fintech terkoneksi dengan banyak lembaga perbankan dan bisa digunakan untuk melakukan semua transaksi yang bersifat e-cash. Suksesnya penerapan Fintech didalam berbagai aktifitas bisnis dan layanan baik offline maupun online ini akan menjadi daya dorong dalam perkembangan Digital Economy Indonesia.
Jika kita melihat lebih luas, perkembangan industri digital finance di Dunia seperti Bitcoin dan Ethereum semakin tumbuh dan menyebar ke berbagai negara. Tahun depan diperkirakan pertumbuhan bisnis Bitcoin kearah positif (Forbes, Nov 2017)
Ekosistem Digital Indonesia
Semakin luasnya infrastruktur jaringan telekomunikasi dan besarnya pengguna internet aktif di Indonesia menjadi sebuah modal yang bagus untuk membangun sebuah ekosistem digital di Indonesia. Layanan e-commerce, e-service, e-transportation, e-cash (Fintech) dan layanan elektronis lainnya menjadi elemen awal pembentuk ekosistem tersebut. Tumbuhnya startup nasional seperti Tokopedia, Go-Jek dan Bukalapak menjadi sinyal positif terbentuknya ekosistem digital di Indonesia