Mohon tunggu...
W. Pinayungan Gusti
W. Pinayungan Gusti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Pariwisata di Universitas Gadjah Mada.

Tertarik pada seni budaya, wisata, kuliner, olahraga, dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jelajah Pagi di Kotagede: Pesona Kampung Kaya Sejarah dan Budaya

9 Oktober 2024   11:45 Diperbarui: 11 Oktober 2024   09:12 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu pagi yang ceria, aku menelusuri jejak sejarah dan budaya di Yogyakarta, Kotagede. Kotagede merupakan salah satu kecamatan di Kota Yogyakarta yang kaya akan sejarah dan budaya tersebut. Perjalanan kali ini, aku memulainya dari Pasar Legi Kotagede, salah satu pasar tertua di kota ini. Matahari pagi telah memancar, aroma khas "pasar" dan jajanan tradisional menyambut ketika ku melangkahkan kaki ke dalam Pasar Legi. Para pedagang bersahutan menawarkan dagangannya, mulai dari daster, bahan makanan, kue, hingga berbagai jenis makanan ringan lainnya. Kue-kue dan jajanan tradisional sangat menggoda, membuatku berhenti di salah satu lapak penjual jajanan pasar. Aku membeli beberapa makanan ringan untuk mengisi perut seperti risol mayo, lemper, dan susu kedelai. 3 buah jajanan itu cukup memanjakan perutku yang telah tergoda wangi-wangi masakan.

Salah satu yang tidak boleh dilewatkan ketika mengunjungi Pasar Legi adalah mencicipi jamu gendong (meskipun di sana dijual di atas meja, tidak dengan digendong). Aku membeli segelas kunyit asam dan beras kencur, kedua jamu itu cukup membuat tubuh terasa segar dan sehat. Sambil menikmati jamu, mbok jamu mengajakku ngobrol santai selayaknya baru pertama kali bertemu. Setelah selesai meneguk minuman sehat, aku melanjutkan jalan pagiku. Sembari mencari jalan keluar, aku disuguhi pemandangan berbagai macam kerajinan tangan khas Kotagede seperti batik, perak, keris, hingga barang-barang klasik lainnya.

Setelah puas mengelilingi pasar, aku berjalan menuju Masjid Agung Kotagede yang jaraknya tidak terlalu jauh. Semilir angin dan sambutan ramah warga lokal tampak ketika aku masuk gapura kompleks masjid. Untuk masuk ke kompleks ini, tidak ada pungutan biaya retribusi. Hanya saja, jika pengunjung datang menggunakan kendaraan, maka akan ada biaya parkir. Sebelum masuk ke gapura kecil arah ke masjid, aku melewati jalan kecil yang berjejer toko-toko yang menarik. Terdapat penjual es dan jajanan ringan, penyewaan baju adat untuk berfoto, hingga tempat mini workshop pembuatan batik tulis yang menarik. Aku sempat mengobrol dengan ibu pemilik mini workshop batik tulis, ternyata dia juga mengajar di salah satu hotel di jogja namun hanya pada hari-hari tertentu saja tergantung jumlah peminatnya. Sementara di kompleks Masjid Mataram Kotagede ini, beliau bisa membuka toko nya setiap hari karena ramainya wisatawan yang datang.

Aku melanjutkan berjalan dan berkeliling di sekitar masjid, sesekali memotret indahnya arsitektur bangunan kuno ini. Kulihat beberapa warga lokal sedang bercengkrama di serambi masjid. Suasana pagi itu khusyuk dan tenang membuatku cukup rileks. 

Tak jauh dari Masjid Agung Kotagede, terdapat kompleks makam raja-raja Mataram. Makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir para raja-raja Kerajaan Mataram Islam. Namun aku tidak masuk ke dalam pesarean tersebut, pasalnya jika ingin memasukinya harus mengenakan busana jawa seperti jarik dan ditemani oleh abdi dalem atau juru kunci. Lingkungan di luar pesarean sangatlah asri. Terdapat 2 buah pendopo dan 1 buah rumah singgah kecil untuk para abdi dalem. Di tengah 3 bangunan tersebut terdapat pohon besar yang rindang daunnya, sejuk dan semilir.

Perjalananku pagi itu tidak selesai di Makam Raja-Raja Mataram saja. Tepat di dekat pintu masuk makam terdapat tangga menuju Sendang Seliran. Menurut cerita oleh salah satu abdi dalem, sendang ini merupakan tempat bersuci Panembahan Senopati, istri, dan anak-anaknya sebelum beribadah ke masjid. Sendang seliran ini dibagi menjadi 2, Sendang Putri yang digunakan untuk bersuci para perempuan dan Sendang Kakung untuk bersuci para laki-laki. Sendang ini memiliki sejarah yang panjang dan diyakini memiliki kekuatan magis. Konon, air dari sumur sendang ini dapat membawa keberuntungan dan kecantikan jika ada yang membasuh muka atau meminumnya. Aku tidak tahu apakah cerita itu benar atau tidak, namun aku tetap mencoba untuk membasuh wajah dengan air sumur sendang. Rasanya begitu segar dan menenangkan. Selain itu juga diyakini bahwa terdapat ikan lele misterius yang berenang di kolam sendang tersebut. Uniknya, ikan lele tersebut tidak seperti ikan pada umumnya, melainkan hanya berupa tulang dan kepala. Nah, menurut cerita warga setempat, untuk orang yang berhasil melihat ikan lele misterius tersebut, maka mereka akan mendapat keberuntungan.

Perjalanan singkat di Kotagede pagi itu memberikan pengalaman yang sangat berkesan. Mulai dari menikmati kelezatan jajanan pasar, sehatnya jamu gendong tradisional, hingga menjelajahi situs-situs bersejarah yang lingkungannya menyejukkan. Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Masjid Agung Kotagede, kompleks makam raja-raja Mataram, dan Sendang Seliran, aku merasa lebih dekat dengan sejarah dan warisan budaya bangsa. Harapannya, keindahan dan keunikan Kotagede dapat terus terjaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Dengan segala pesonanya, Kotagede lagi-lagi berhasil memikat hatiku. Semoga cerita perjalananku ini menginspirasi untuk bisa lebih mengenal dan mencintai budaya Indonesia. Bagaimana menurut kalian, apakah sebagai generasi muda kita perlu lebih aktif dalam melestarikan budaya bangsa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun