Mohon tunggu...
Journalist World
Journalist World Mohon Tunggu... -

i am here to make you to be talked and to be famous

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kalau Sutradara nya Garin Nugroho ,pemain nya Julia Perrez,Dewi Perssik ,penulis skenario nya Riri Riza . Akankah menghasilkan film bagus?

14 September 2011   13:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:58 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" yah lha mas,kan film itu media informasi juga. "


"oke oke . terus mau nya orang Indonesia membuat film seperti apa ?''

"saya ingin mas Garin mmabuat film lagi. Nia Dinata...." kan film merek bagus bagus."


Begitulah. Setelah saya mengucapkan terimakasih lalu saya beranjak dari situ dan mulai berpikir . Bagiaman sih sebenarnya maunya industry perfilman dan mau nya masyarakat film,. Tapi kemudian saya juga berpikir lagi. Masyarakat film yang mana dulu dan pembuat film yang mana dulu . Sepertinya mulai ada dua sisi yang berbeda visi dan misi disini. Saya tahu sebagian pemilik modal di industry film di negeri ini ,ingin membuat film film yang ringan dan modal yang cepat kembali ke dompet . Supaya cepat perputaran kelangsungan hiudp perusahaan film nya tentunya. Dan kesejahteraan karyawan nya tentunya. Namun tidak semua penikmat film setuju dengan hal tersebut atau tidak semua pengila film suka dengan film film yang mereka hasilkan. Yang notabene memang bertema horor berbalut adegan adegan slapstik sexual dan sensual lalu memakai artis artis dengan body maut yang juga biasa berkutat diseputar hal hal berurursan dengan sensusalitas.


Lalu ada beberapa pihak yang yang ingin menikmati film film nasional yang bermutu dan layak ditonton sebagai wacana bagi keluarga,anak anak atau pemuda . Film yang memberi motivasi positive dan nilai nilai ramah sosial yang mengikuti pranata kemasyarakatan yang pandu sejahtera. Film yang hidup dan memberi sumbangan baik,nilai nilai hidup yang benar benar mengkisahkan kehidupan yang harmoni atau membuat kehidupan kedalam ke harmonian. Itu mungkin yang diminati beberapa orang . Karena kita belum bisa berharap industry film kita bisa menghasilkan film sekelas Transformer atau yang mengutamakan kecanggihan CGI ataupun film dengan budget besar.

Lalu pertanyaan nya kemana pembuat film yang disebutkan tadi ? Seperti Garin Nugroho.

sekarang kalau kita cenderung mencemooh pemain film seperti Julia Perrez yang biasa bermain diarea merah pefrfilman Indonesia ,lalu seorang sineas seperti Nia dinata ditinggikan sebagai penghasil film film bagus. Dan orang orang yang bermain difilm nya menjadi terangkat namanya kedalam pemain pemail film kelas A umpamanya . Rasanya ini tidak begitu fair. Karena Julia Perres pun Dewi Perssik hanya bermain seperti yang tertulis di skenario . Dan film film yang disodorkan kepadanya hanya film film yang bertema seperti itu. Apakah mereka ber-acting difilm itu atau sekedar apa kita tidak akan tahu.


AKhirnya teman baik saya bercanda dengan guyonan seperti ini kepada saya . Bagaimana jika seorang Dewi Perssik bermain difilm yang disutradarai oleh Garin Nugroho . Skenario ditulis Riri Riza atau Mira Lesmana? dan.....tunggu dulu. Dengan tema tema yang tidak terlalu rumit . Yah dengan tema seperti film film " final analysis " nya Richard Gere dan Kim Basinger lah.


Saya berpikir sejenak. Lalu manggut manggut. Saya secara personal sangat setuju sekali . Jika ada pemilik modal yang mau berempati membuat film sengan artis seperti Jupe dan Depe ,namun memakai sutradara dengan kelas bintang seperti Garin atau Mira Lesmana. Disini akan terlihat akting yang sesungguhnya dari para bintang tersebut. Karena saya sudah melihat seperti apa film cinta dalam sepotong roti nya Garin Nugroho Atau film Laksar Pelangi nya Mira Lesmana . Sekaligus film nya Julia Perres dan Dewi Perssik . Film garapan Garin sangat lembut dan bertekstur literatur yang sangat peka dengan bahasa sastra. Film nya kaya akan ibarat ibarat . Prosa dan puisi yang bergerak . Mira lesmana mebuta film dengan detail yang sangat bagus. Film nya kuat dan berkarakter. Bisa menterjemahkan tulisan dalam bahasa gerak yang lugas juga sangat cantik.

Sementara itu akting Julia Perrez disebuah film nya ,saya bisa acungkan jempol. Sayang Akting nya tertutup cerita film yang bertema horor. Lalu setali tiga uang,Dewi Perssik masih muda,aktinya akan terasah dengan sempurna kalau ditangani sineas yang bagus atau paling tidak dengan skenario yang bagus dan keluar dari pakem cerita horror slapstik yang menjual body nudeness yang memang akan cenderung membuat kelas film tersebut turun ke area dibawah kelas A.


Kita akan menunggu di tahun tahun kedepan jika genre itu terjadi. Kolaborasi sineas handal dengan pemain pemain film seksi. Mengingatkan saya dengan booming nya nama Sharon Stone . Setelah beberapa film nya terdahulu tidak mengangkat namanya ,makan film "Basic Instict" nya PAul Verhoeven atau "the Specialist" nya Mario Kassar mengankat namanya. Dan sineas sineas itu adalah pembuat film yang bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun