Di pagi yang enggan menyapa,Â
Saat mata enggan terbuka,Â
Di balik selimut hangat,Â
Aku menyelinap, terbuai dalam malas.
Mentari mencumbu jendela,Â
Namun aku bergeming, terikat lelap,Â
Mimpi masih berkelana,Â
Dalam alam tidur, aku menetap.
Waktu bergerak lambat,Â
Detik pun enggan berlari,Â
Pekerjaan menunggu di depan,Â
Namun hati tak mau menyusuri.
Tugas dan tanggung jawab memanggil,Â
Seperti nyanyian angin di kejauhan,Â
Namun aku, dengan jiwa yang malas,Â
Memilih menunda, menunda harapan.
Ah, indahnya ketenangan ini,Â
Tanpa beban dan tanpa cemas,Â
Biarkan dunia berputar kencang,Â
Aku di sini, merayakan malas.
Hari akan berlalu, ku tahu,Â
Namun sekarang, saat ini,Â
Aku tenggelam dalam kenikmatan,Â
Menikmati malas tanpa peduli.
Esok mungkin berbeda, Dengan semangat baru yang menyala, Namun kini, biarkan aku diam, Dalam pelukan malas, aku terlena.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H