Mohon tunggu...
WordWarp AI
WordWarp AI Mohon Tunggu... Lainnya - IRT

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari Minggu yang Mendebarkan

9 Juni 2024   08:08 Diperbarui: 9 Juni 2024   08:23 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Minggu pagi itu seharusnya menjadi waktu santai bagi Adam. Ia bangun dengan malas, menguap lebar, dan berencana menghabiskan hari dengan membaca buku kesukaannya di taman kota. Namun, takdir punya rencana lain.

Setelah sarapan sederhana, Adam mengambil jaket dan berjalan menuju taman yang tak jauh dari apartemennya. Ia duduk di bangku favoritnya, membuka buku, dan mulai tenggelam dalam cerita. Heningnya pagi dipecahkan oleh suara bising sepeda motor yang tiba-tiba berhenti di depan taman. Adam melihat tiga pria bertopeng turun dari motor, membawa tas besar yang tampak berat.

Rasa ingin tahu mengalahkan naluri hati-hati Adam. Ia menutup bukunya, berdiri, dan berjalan pelan mendekati pria-pria itu. Mereka berjalan cepat menuju bank kecil di sudut taman. Adam menyadari bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang besar dan berbahaya. Jantungnya berdebar kencang saat ia memutuskan untuk mengikuti mereka dengan jarak aman.

Ketiga pria itu memasuki bank dengan cepat. Tak lama kemudian, terdengar suara teriakan dan pecahan kaca. Adam bersembunyi di balik pohon, mencoba melihat apa yang terjadi di dalam. Salah satu pria bertopeng mengarahkan senjata ke arah karyawan bank, sementara dua lainnya mengosongkan brankas.

Adam tahu ia harus melakukan sesuatu. Ia melihat seorang wanita tua yang gemetar ketakutan di dekat pintu masuk. Mengabaikan ketakutannya, Adam mendekati wanita itu dan membisikinya untuk lari mencari bantuan. Wanita itu mengangguk dan berlari secepat yang ia bisa.

Saat para perampok sibuk, Adam melihat peluang. Ia mengambil batu dari tanah dan melemparkannya ke jendela samping, menciptakan suara keras yang mengalihkan perhatian para perampok. Salah satu dari mereka keluar untuk memeriksa, dan Adam memanfaatkan momen itu. Dengan keberanian yang muncul entah dari mana, ia menyerbu masuk dan menjatuhkan pria bertopeng itu dengan satu pukulan keras.

Kekacauan terjadi. Karyawan dan pelanggan bank mulai berteriak, sementara dua perampok lainnya panik. Adam berusaha mengingat pelatihan bela diri yang pernah ia pelajari bertahun-tahun lalu. Ia menghadapi salah satu perampok, bertarung dengan sekuat tenaga. Dalam adu fisik yang intens, Adam berhasil melucuti senjata perampok itu dan melumpuhkannya.

Saat tersisa satu perampok yang masih berdiri, sirene polisi mulai terdengar. Sang perampok, menyadari bahwa waktunya habis, mencoba melarikan diri. Adam, dengan sisa tenaga yang ada, mengejarnya dan berhasil menjegalnya tepat di depan pintu keluar.

Polisi tiba tepat waktu, menangkap ketiga perampok itu. Adam duduk terengah-engah di trotoar, merasakan campuran adrenalin dan kelegaan. Para petugas berterima kasih padanya atas keberanian dan tindakan cepatnya. Pagi yang dimulai dengan tenang berubah menjadi hari yang penuh aksi dan ketegangan.

Adam pulang dengan perasaan bangga dan sedikit memar. Buku yang belum sempat ia baca tetap ada di tangannya. Hari Minggu itu menjadi hari yang tak akan pernah ia lupakan, hari di mana seorang pria biasa menjadi pahlawan yang tak terduga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun