Mohon tunggu...
Mardigu Wowiek
Mardigu Wowiek Mohon Tunggu... -

Die Hard Enterpeuneur Amateur Writter Micro Expression Expert Psychology Enthusiasm Pengamat Intelijen dan Terorisme

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Perlu Suara Keras"

5 Januari 2017   10:03 Diperbarui: 5 Januari 2017   10:24 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini  memang tergolong tinggi dibandingkan pertumbuhan dunia dan rata-rata negara berkembang. Namun, harus disadari bahwa sampai sekarang perekonomian Indonesia masih dalam kecenderungan yang melemah dan tingkat kesejahteraannya semakin tertinggal dengan negara tetangga dan berpotensi disusul oleh negara-negara tetangga lain yang sekarang lebih rendah seperti Vietnam, Myanmar, dan kamboja.

Pertumbuhan yang kurang berkualitas tanpa diiringi oleh transformasi struktural yang siginifikan diiringi pula oleh ketimpangan yang sangat buruk. Laporan Bank Dunia (2015) menunjukkan 1%  penduduk terkaya menguasai 50,3% kekayaan nasional indonesia, sedangkan 10 %  terkaya menguasai 77 %  kekayaan nasional Indonesia (Bank Dunia, 2015). 

Lebih miris lagi, orang-orang terkaya itu dua pertiga kekayaannya diperoleh dari praktek “kroniisme”. Angka crony-capitalism index untuk Indonesia memburuk dalam dua tahun terakhir dan menduduki posisi terburuk ke-7 dari 22 negara yang disurvei oleh The Economist (2016).

Atas nama “social justice” atau pasal ke 5 dari pancasila, lihat apa yang akan saya lakukan jika saya di perkenankan berada di ring Nol istana bersama presiden. Tapi apa presiden mau? Atau apa pembantunjya ikhlas ada orang sontoloyo yang menjadi “influencer” presiden. Atau jangan-jangan sesuai saran sahabat, apa saya harus gabung FPI yang bersuara keras, tapi juga apa FPI mau sama orang yang wudlu nya ngak lengkap dan ibadah bolong-bolong? #peace

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun