Mohon tunggu...
wong plaju
wong plaju Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

mencoba belajar menuliskan apa yang ada di antara dua telinga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Titik Korupsi

9 Desember 2011   19:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

korupsi belum jelas di pahami, jadi masih banyak para birokrat dan pengambil kebijakan terlibat korupsi, baik yang kecil-kecilan sekadar uang kopi hingga ratusan milyar buat plesiran keluar negeri, uang pelicin dianggap hadiah, % proyek dianggap biasa, pungli di pelayanan public sebagai uang administrasi. Dengan Semboyan Tua yang ampuh mengeruk rupiah  " Kalau bisa di perlambat mengapa harus dipercepat ", " Kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah", segala aksi diperagakan oleh para birokrat dan pengambil kebijakan untuk memetik sejumlah angka rupiah untuk mempercepat dan mempermudah urusan. Di sisi lain, subjek yang berhadapan dengan para birokrat dan pengambil kebijakan memiliki semboyan yang tak kalah ampuh juga, " kalau bisa percepat mengapa harus diperlambat ", " Kalau bisa dipermudah kenapa pula harus dipersulit ". Bila kita meminjam analogi  keseimbangan pasar ( Ekuilibrium) di mana titik  pertemuan antara garis penawaran dan garis  permintaan, maka titik   Perpotongan garis antara dua kepentingan itulah bisa kita namakan  KORUPSI. Kita ingin Anak-anak kta tetap terus menyanyikan  Indonesia raya, jangan kita tulis sejarah dunia dengan bubarnya  Bangsa Indonesia karena Korupsi, mari kita tulis sejara dunia dengan prestasi Indonesia. (O,O)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun