Mohon tunggu...
Wong Kam Fung
Wong Kam Fung Mohon Tunggu... -

Baca tulisan-tulisan dia di blog pribadinya http://wongkamfung.com, atau menghubunginya di akun Twitter @wkf2010.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membacalah Agar Terbakar

8 November 2010   09:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua kegiatan yang melibatkan panca indra bisa menginspirasi kita menulis. Dari kesemua itu, matalah yang paling banyak memberikan sumbangan. Melalui dia, selain menjadi sumber inspirasi, mata juga menjadi sarana datangnya bahan bakar dalam membuat tulisan. Matalah yang memungkinkan kita membaca lembaran-lembaran buku. Segala jenis buku berisi tulisan dan gambar. Membaca merupakan sumber bahan bakar untuk menulis. Membacalah maka anda akan terbakar.

Membaca memang bukan satu-satunya bahan bakar menulis. Namun demikian, membaca adalah kegiatan yang jangkauannya paling luas. Dengan membaca, kita bisa berada di manapun yang kita inginkan. Di darat, laut, udara, di atas pohon, di dalam tanah, bahkan di dalam kuburpun kita bisa melakukannya tanpa harus mati dulu. Ingin mencoba?

Membaca juga menjadi bahan bakar yang tidak habis-habis. Semakin banyak yang kita baca semakin besar dan variatif bahan bakar yang kita miliki untuk menulis. Mengetahui pentingnya membaca, saya pernah memberikan target kepada diri sendiri untuk membaca terutama buku minimal 1000 halaman per bulan. Lebih banyak lebih baik. Saya penuhi target itu setiap bulannya bahkan kadang lebih. Sayangnya karena kesibukan terutama kemalasan, target jumlah halaman itu belakangan ini tidak bisa tercapai. Namun membaca tetap masih saya jalankan.

Bagi saya, membaca itu hal yang menyenangkan. Bahkan saat ada yang tanya ke mana saya berwisata, saya menjawab ke manapun yang saya suka. Bukan karena banyak uang tapi dengan membaca saya bisa berekreasi ke tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi, bahkan ke tempat yang saya sendiri tidak pernah mengetahui jika ada tempat semacam itu. Ketika membaca saya bisa rileks sekaligus menjadi tahu. Karena kesenangan yang bisa didapat dari membaca, tidak heran jika ada orang yang bisa berlama-lama memelototi buku. Saya sendiri pernah membaca begitu lama dan tidak mau berhenti. Hanya karena badan kelelahan, leher tegang, dan mata kecapaian hingga berair dan pedaslah yang kemudian menghentikan saya membaca. Begitulah keampuhan sihir yang dimiliki dari kegiatan membaca.

Sayangnya, kegemaran membaca di negeri ini sangat rendah bila dibandingkan negara-negara lain. Jarang kita lihat orang membaca di angkutan atau tempat-tempat umum. Misalnya saja, sering ketika saya antri menunggu giliran baik itu di kantor pos atau di sebuah bank, seingat saya, belum pernah melihat di dalam antrian itu ada yang membaca. Kalaupun membaca, yang mereka baca paling sms, dinding twitter atau status di facebook. Mereka lebih suka memainkan gadget atau henpon daripada membaca buku. Mereka lebih senang telpon-telponan dan ngobrol dibandingkan membaca. Atau jika sendirian, orang-orang itu lebih suka bengong atau tengak-tengok macam ayam nelan karet. Ah, jahat amat saya mengandaikan seperti itu.

Budaya masyarakat kita memang masih budaya lisan (mendengar dan berbicara), bukan membaca. Makanya kita lebih senang telpon-telponan dan nonton televisi daripada membaca. Orang lebih percaya dengan apa yang didengar daripada yang dibaca. Tidak heran jika sebuah larangan tertulis dilanggar, peraturan tertulis tidak dipatuhi, sedangkan pemberitahuan lisan begitu kuat dituruti. Kekuatan tulisan tidak sehebat keampuhan lisan, apalagi bila terkait dengan klenik. Itulah sebabnya mengapa hal-hal mistis di negeri ini masih sangat kuat dan orang-orang kita pejabat sekalipun masih mengandalkan paranormal alias dukun untuk meraih jabatan yang diinginkan

Ingin bukti keampuhan tulisan kalah dengan klenik? Anda bisa melakukan eksperimen seperti ini. Jika di sudut pagar rumah anda sering dikencingi orang, percuma anda beri tulisan peringatan yang bahkan bernada marah sekalipun semacam ”Dilarang kencing di sini kecuali ANJING!” Tidak akan manjur. Kasih saja kembang tujuh rupa, atau beberapa macam bunga semacam mawar merah dan putih serta bunga kantil. Untuk memperkuat efek dahsyat dari bunga yang anda taruh itu, sebarkan isu bahwa ada orang yang langsung sakit atau meninggal sekalian, gila, atau tidak bisa ke mana-mana setelah kencing di tempat itu. Dijamin orang tidak akan berani kencing di situ lagi, kecuali memang anjing beneran yang datang.

Ini agak mendadak memang, tapi saya harus berhenti di sini agar tidak melantur ke mana-mana. Satu hal yang ingin saya anjurkan ke anda setelah membaca tulisan ini, bakarlah diri anda. Anda tahu yang saya maksud kan?

Sumber gambar: di sini

Salam,

WKF yang ada di wongkamfung.boogoor.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun