Mohon tunggu...
Wong Kam Fung
Wong Kam Fung Mohon Tunggu... -

Baca tulisan-tulisan dia di blog pribadinya http://wongkamfung.com, atau menghubunginya di akun Twitter @wkf2010.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Paul Lemot Namanya

31 Juli 2010   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Paul Lemot. Badannya gempal. Lehernya pendek. Kepalanya besar mengerucut. Tampilan fisiknya mirip Mike Tyson. Sayangnya pemilik badan yang kekar itu gerakannya lemah gemulai cenderung lelet. Selain gerakan tubuh yang lamban ternyata cara berpikirnya juga lama. Itulah sebabnya dia dipanggil Lemot, Paul Lemot, padahal nama aslinya Paul Singodijumbleng. Seorang keturunan Portugis yang lahir di tanah Jawa.

Paul Lemot memang lelet. Namun demikian, instingnya kuat dalam berdagang. Bisa dibilang semua peluang usaha yang ada tidak akan luput dari perhatiannya. Dia tahu hampir pasti mana peluang yang bisa mendatangkan keuntungan mana yang tidak. Keahlian yang lain, dia juga jago dalam mengelola usaha-usaha yang ada di tangannya. Itulah sebabnya jaringan usaha yang sekarang dia miliki bisa membuat pundi-pundi hartanya terus menggemuk. Dari kekayaan itulah Paul Lemot bisa membangun istana megah di tanah kelahiran nenek moyangnya, Portugis.

Paul Lemot memang lelet. Namun demikian, nafsu birahinya begitu dahsyat. Dia sendiri tidak sanggup mengendalikan kuda liar libidonya itu. Birahi Paul Lemot setiap hari membuncahkan dirinya menuntut penyaluran. Itulah sebabnya dia memiliki perempuan-perempuan simpanan di banyak kota. Di situlah dia memuaskan nafsunya sepuas-sepuas yang dia mau. Kekayaannya telah mampu membeli perempuan-perempuan itu. Berapapun uang yang diminta untuk bisa mendapatkan pemuas birahinya, Paul Lemot sanggup menyediakan. Dan tidak dia pikirkan lagi, karena dia memang tidak mampu untuk berpikir lama-lama dan yang rumit-rumit.

Saat ini Paul Lemot lagi gundah. Hubungannya dengan seorang sinden dari Jawa Timur ternyata menimbulkan kehebohan. Kehebohan semakin menjadi-jadi setelah dia menunjukkan rasa sayangnya kepada sinden kekasihnya itu dengan terang-terangan di depan umum. Otaknya yang lamban tidak bisa menemukan alasan kehebohan yang terjadi. Dia tidak mengerti mengapa orang-orang menghujat perilaku kasih sayang yang dia perlihatkan dengan mengecup bibir pujaan hatinya. Apakah mencium orang yang disayangi itu salah? Kekasihnya itu juga dengan senang hati membiarkan bibirnya dikecup setelah sekian lama tidak disentuh seorang laki-laki.

Sebenarnya sah-sah saja dua manusia saling jatuh cinta. Yang tidak wajar adalah bila hubungan itu dilakukan pada saat masing-masing masih terikat pernikahan dengan orang lain. Dan itulah yang terjadi dengan Paul Lemot dan sang sinden. Keduanya masih menjadi suami dan istri orang lain saat mereka mulai menjalin benang kasih. Namun sebagaimana setan bekerja, nafsu durjana mereka telah mematikan nurani dan menumpulkan otak mereka. Begitu kuatnya libido menguasai pikiran mereka sehingga semua sah-sah saja dilakukan termasuk melukai hati dan perasaan suami atau istri yang masih terikat hukum perkawinan dan anak-anak yang kebingungan menyaksikan perilaku orang tuanya.

Paul Lemot juga memiliki keahlian meramal. Entah secara kebetulan atau memang dia memiliki jin yang setia membantu sehingga ramalannya selalu tepat. Contohnya saja saat pesta dunia persepakbolaan yang diadakan di Afrika Selatan kemarin, ramalan Paul selalu tepat. Bahkan, seorang badut sirkus yang jago main sulap dan dikenal sebagai seorang ilusionis bertekuk lutut mengakui kehebatan Paul Lemot.

Kecuali hati nurani, rasa malu dan akal sehat, Paul Lemot memiliki segalanya. Anda tinggal sebutkan berapa uang yang anda inginkan, dia akan dengan segera menyediakan. Selain itu, Paul Lemot juga seorang pemberani. Berani malu.

Sumber gambar: di sini

Salam,

WKF yang ada di wongkamfung.boogoor.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun