Tidak disangkal lagi salah satu cara menarik pengunjung sebuah blog adalah dengan tulisan kontroversial. Cara membuat tulisan kontroversial bisa menjadi sebuah pengetahuan tersendiri agar blog bisa memiliki jumlah hit atau trafik yang tinggi. Anda ingin bisa menghasilkan tulisan kontroversial? Sangat mudah caranya.
Sudah pasti akan muncul pro dan kontra perihal tulisan kontroversial dalam blog sebagai alat penarik pengunjung. Terserah anda termasuk kelompok yang pro atau yang kontra, blog dengan tulisan kontroversi dijamin akan dibanjiri pengunjung. Hal ini pernah saya alami sendiri. Ketika saya menulis The Magic Fingers, dalam waktu singkat artikel itu didatangi ratusan pengunjung dan ada puluhan komentar yang masuk. Dalam waktu dua hari statistik untuk artikel The Magic Fingers menunjukkan angka 1000 lebih jumlah pengunjung. Untuk blog yang umurnya masih dalam hitungan hari, besarnya angka itu tentu saja cukup fantasis. Meskipun jika anda lihat tulisan yang saya buat di blog ini sejak Januari 2006, sebenarnya tulisan-tulisan itu hasil impor dari blog saya yang lain. Membludaknya pengunjung dan komentar tentu di luar dugaan saya. Tanpa saya sadari ternyata saya telah membuat sebuah tulisan kontroversial. Saat tulisan berikutnya, The Magic Fingers: Next Episode, yang masih ada kaitannya dengan artikel sebelumnya saya posting, puluhan pengunjung segera berdatangan. Tulisan kedua itu masih kena imbas dari tulisan pertama yang kontroversial.
Anda berpikir saya senang dengan kunjungan melimpah seperti ini? Sayangnya saya tidak nyaman dan senang dengan hadirnya banyak pengunjung dan komentar. Hingga pada akhirnya kedua tulisan itu saya tutup demi kenyamanan semua pihak. Jika anda mengklik link kedua artikel di atas, anda masih dapat menemukan halaman yang memuatnya tetapi hanya berisi judul dan sedikit keterangan. Sebenarnya saya sendiri tidak masalah bila tulisan saya menjadi sebuah kontroversi. Namun untuk The MagicFingers, ada pertimbangan lain yang membuat saya yakin untuk segera menghentikan kedatangan pengunjung maupun komentar yang masuk. Akhirnya saya melihat bahwa, dalam kasus ini, jumlah pengunjung sudah tidak penting lagi.
Anda yang belum baca The Magic Fingers mungkin ingin tahu seperti apa sih isinya sampai bisa menjadi kontroversi. Agar tidak penasaran, anda bisa membaca The Magic Fingers yang saya taruh di Kompasiana yang tentu saja sudah tidak seperti aslinya. Bagian-bagian yang memicu perdebatan sudah saya edit kembali, 90% sisanya masih sesuai aslinya. Bila anda ingin memberi komentar, anda harus menjadi anggota blog sosial itu dulu. Dan perlu anda ketahui, Kompasiana adalah sarangnya jurnalis senior dan kaum cerdik pandai. Jadi jangan bertindak bodoh dengan berkomentar secara vulgar dan menggunakan kata-kata kotor atau tidak sopan.
Dari The Magic Fingers saya mendapat sebuah pengalaman dan pelajaran tentang sebuah kontroversi. Saya sendiri sebenarnya tidak ada niat menjadikan tulisan itu sebagai kontroversi. Setelah diposting dan kemudian menghebohkan, saya menjadi tahu bahwa membuat tulisan kontroversial ternyata sangat mudah. Begitu juga dengan cara memanggil para pembaca agar mau datang ke blog kita. Saya tidak bermaksud menyombongkan diri. Hal itu wajar saja terjadi. Maksud saya, ketika kita tahu caranya, apapun akan menjadi mudah, sangat mudah malah. Orang yang menganggap sangat sulit atas suatu hal karena dia belum tahu caranya. Orang bilang belum ketemu kuncinya. Dalam kasus-kasus tertentu seringkali tidak cukup hanya sekedar tahu caranya tetapi juga dibutuhkan ketekunan berlatih. Coba saja anda amati diri anda sendiri. Kira-kira apa yang sampai saat ini anda merasa belum atau tidak bisa. Jika anda mau mencoba dan berusaha, saya jamin anda pasti... BISA. Ah, seperti iklan saja.
Kemarin saya membaca sebuah blog keroyokan alias blog komunitas. Ada salah satu anggotanya yang diserang habis-habisan oleh anggota-anggota yang lain. Karena merasa sudah tidak diterima dan tidak tahan lagi, dia kemudian memutuskan keluar dari keanggotaan. Meskipun ada anggota-anggota lain yang menahan dan menyayangkan niatnya mengundurkan diri, dia tetap kukuh pada pendiriannya. Ingin tahu penyebab dia diserang habis-habisan? Karena tulisan kontroversial yang dia buat! Seperti itulah efek dari tulisan kontroversial. Akan ada yang menghujat, juga akan muncul orang-orang yang setuju atau membela si penulis. Namun jika yang menghujat cuma satu orang sedangkan pembaca lain pada setuju dengan ide penulis atau bersikap netral, tulisan itu artinya tidak kontroversial. Satu orang yang menghujat itu barangkali merasa tersinggung atau sekedar ingin unjuk gigi agar diperhatikan. Bila anda memutuskan berani menghadapi penyerang anda, berarti tidak ada masalah jika anda menulis kontroversi dalam blog anda. Namun bila anda termasuk orang-orang sensitif yang gampang terluka, tersinggung, dan sakit hati, anda akan menyengsarakan diri sendiri jika nekat membuat tulisan kontroversial untuk blog anda.
Seorang teman bercerita pernah dihujat habis-habisan karena sebuah tulisannya yang menjadi kontroversi seperti pada kasus The Magic Fingers. Sebagai akibatnya, dia berhari-hari tidak dapat tidur nyenyak dan selalu kepikiran hingga akhirnya dia buang tulisan itu. Ada juga teman lain yang mengalami kejadian serupa hingga dia berniat bukan hanya menghapus tulisan tetapi menutup blognya karena beban stres yang terlalu berat buat dia.
Belajar dari pengalaman teman-teman tersebut dan juga saya sendiri, apakah anda masih ada keinginan untuk membuat tulisan kontroversial? Trafik yang meroket bagi blog kita memang sebuah iming-iming yang menggiurkan. Namun demikian, bagaimanapun juga, di antara pengunjung itu akan terselip orang-orang yang potensial menjadi musuh. Kata-kata bijak mengajarkan satu musuh sudah terlalu banyak. Ketika tulisan yang kita buat justru mendatangkan musuh, bahkan bukan hanya satu, maka berapapun tingginya trafik pengunjung, hal itu tetap tidak sepadan. Oleh karena itu, saya mohon maaf bila kemudian saya membatalkan untuk menulis cara membuat artikel kontroversial.
Blog yang memiliki trafik tinggi memang bisa mendatangkan uang. Itu artinya kita sudah berhasil memonetisasi blog kita. Tetapi barangkali kita lupa bahwa uang hanya bisa membeli teman, bukan pertemanan.Kata-kata sarat makna dari Confucius ini mudah-mudahan bisa menjadi bahan renungan kita: ”Have no friends not equal to yourself.”
Sumber gambar: http://www.clipartof.com/details/clipart/22052.html
Salam,
WKF yang ada di wongkamfung.boogoor.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H