Mohon tunggu...
WongCilik.id
WongCilik.id Mohon Tunggu... Wiraswasta - Simple and Ezy Reading

about me? seseorang yang suka menyederhanakan segala sesuatu :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Damai yang Melampaui Segala Akal

25 Desember 2021   18:20 Diperbarui: 25 Desember 2021   18:30 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : teesalonika.com

Kok bisa?

Karena kita tahu, ada Tuhan yang sedang bersama kita di dalam situasi apapun itu. Tuhan berjanji akan memelihara hati dan pikiran kita agar tetap tenang didalam Dia.

Kata kunci disini adalah pikiran, karena dari pikiranlah sumber segala ketidaktenangan maupun kedamaian itu sendiri.

Dengan pengetahuan dan keyakinan yang kita miliki, bahwa setiap badai pasti ada waktunya untuk berlalu, bahwa Tuhan (otoritas terbesar di alam semesta ini) menyertai kita di dalam badai tersebut, maka kita dapat dengan sadar untuk MEMILIH untuk merasa damai dibandingkan memilih perasaan2 negatif yang bukannya membantu kita keluar dari badai, tetapi malah menenggelamkan kita.

Lalu bagaimana cara mendapatkan "damai yang melampaui segala akal" tersebut?

Mudah, setelah kita menyadari arti "damai yang melampaui segala akal", maka setiap kali kita mengalami tantangan hidup, kita hanya perlu mengingat, bahwa Tuhan memberikan damai di atas segala situasi kehidupan kita.

Kedua, damai tersebut kita dapatkan "dalam Kristus Yesus", yang artinya damai tersebut bisa kita dapatkan apabila kita hidup sesuai dengan firman dan teladan Kristus Yesus. Apa yang Yesus lakukan bila mengalami situasi/tantangan hidup yang sama? Kita bisa bertanya pada diri sendiri dan melakukan refleksi.

Pilihan ada di tangan kita, apakah ingin merasa damai hanya pada saat-saat yang menyenangkan saja, atau kita terima janji Allah dan merasa damai sepanjang waktu.

Anda ingin yang mana? :)

Selamat Natal 2021

Semoga kita semua dapat menerima dan merasakan damai Allah, apapun situasi kehidupan kita, amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun