Mohon tunggu...
Wong Agung Pakubumi
Wong Agung Pakubumi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanyalah seorang bocah yg suka Angon Bebek..yg setia menggiring bebek2 nya dr belakang\r\n\r\nWong Agung PakubumiBuat Lencana Anda

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menidurkan Doa

2 Februari 2014   20:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menidurkan Doa

Penggalan eja kata termaknai dalam secawan doa
Antara bicara berbisik bergumul diantara sejuta pinta,
tangis keluh penat slalu sambangi niat tuk dendangkan doa,
apa mau dikata ...
disaat itulah kita ingat doa

Jari jemari kaku terjebak seberapa banyak menghitung doa,
seratus...dua ratus...seribu doa terbeli
sehari dua seratus hari ego terjejali tuntaskan hitungan doa,
adakah makna....
karena terpasung paksa dengan kata yang tak tau maknanya

kala ku tanya...
kepompong pun berkata menyapa...
"Aku lupa......manusia
berapa hari ku berdoa...karena Rabb ku maha mengetahui
berapa kali ku berdoa...karena Rabb ku maha melihat lagi mendengar
"Aku lupa ....manusia
karena ku selalu tidurkan doa...
ku bangun....ingat berdoa....
dan aku lupa.....
karena tak terucap lagi terhitung Rabb memeliharaku...
hingga aku jadi kupu kupu

wong agung pakubumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun