Mohon tunggu...
Wong Go Blog
Wong Go Blog Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya sedang belajar, belajar dan terussss . . .belajar, minal mahdi ilal lahdi . . .\r\nSuka ilmu apa saja, mulai ilmu alam nyata sampai ilmu alam ghaib.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kenapa Tulisan Pakde Kartono Dianggap Cabul?

22 Maret 2014   22:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beliau menjawab, "Bukankah kalau ia melampiaskannya kepada orang yang tidak halal dia akan mendapat dosa?! Nah, begitulah kalau ia melampiaskannya kepada orang yang halal maka dia akan mendapat pahala." (HR. Muslim, no. 1006 dalam shahihnya pada kitab Zakat).

Namun demikian Islam juga memberikan batasan-batasan yang ketat dalam soal sex. Hukuman bagi yang melanggarnya pun tergolong keras. Misalnya hukuman rajam bagi orang yang melakukan zina. Tujuannya selain mencegah penyakit juga agar tatanan sosial kemasyarakatan tidak menjadi rusak. Semua perbuatan sex amoral sebagaimana yang disebutkan oleh Mbak Ellen Maringka di atas adalah termasuk yang dilarang keras dalam Islam dan pelakunya bisa dikenai hukum rajam.

Nah, selain perbuatan sex amoral yang bisa berujung hukuman rajam dalam Islam juga ada larangan-larangan terkait sex lainnya yang skalanya lebih' ringan'. Yang melanggar pun tidak sampai mendapat hukuman rajam tapi sekedar pantas untuk mendapat sebutan cabul. Salah satu yang masuk dalam kategori ini adalah menceritakan hubungan intim dengan suami/istri kepada orang lain tanpa keperluan yang jelas (tidak dalam rangka ilmiah atau edukatif atau kepada pakar yang ahli karena adanya penyakit atau gangguan).

Diantara hadits tentang hal ini adalah sebagai berikut:

عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِنَّ مِنْ شَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِيْ اِلَى اْلمَرْأَةِ وَ تُفْضِيْ اِلَيْهِ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا. احمد و مسلم

Dari Abu Sa'id RA, bahwasannya Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya seburuk-buruk manusia dalam pandangan Allah pada hari qiyamat nanti adalah laki-laki yang bersetubuh dengan istrinya dan perempuan yang bersetubuh dengan suaminya kemudian menyiarkan rahasianya". [HR. Ahmad dan Muslim)

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص صَلَّى، فَلَمَّا سَلَّمَ اَقْبَلَ عَلَيْهِمْ بِوَجْهِهِ فَقَالَ: مَجَالِسَكُمْ هَلْ مِنْكُمُ الرَّجُلُ اِذَا اَتَى اَهْلَهُ اَغْلَقَ بَابَهُ وَ اَرْخَى سِتْرَهُ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَيُحَدِّثُ فَيَقُوْلُ: فَعَلْتُ بِاَهْلِى كَذَا، وَ فَعَلْتُ بِاَهْلِى كَذَا ! فَسَكَتُوْا. فَاَقْبَلَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ: هَلْ مِنْكُنَّ مَنْ تُحَدِّثُ؟ فَجَثَتْ فَتَاةٌ كَعَابٌ عَلَى اِحْدَى رُكْبَتَيْهَا وَ تَطَاوَلَتْ لِيَرَاهَا رَسُوْلُ اللهِ ص وَ يَسْمَعَ كَلاَمَهَا، فَقَالَتْ: إِيْ وَ اللهِ اِنَّهُمْ يَتَحَدَّثُوْنَ وَ اِنَّهُنَّ لَيَتَحَدَّثْنَ، فَقَالَ: هَلْ تَدْرُوْنَ مَا مَثَلُ مَنْ فَعَلَ ذلِكَ؟ اِنَّ مَثَلَ مَنْ فَعَلَ ذلِكَ مَثَلُ شَيْطَانٍ وَ شَيْطَانَةٍ لَقِيَ اَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ بِالسِّكَّةِ فَقَضَى حَاجَتَهُ مِنْهَا وَ النَّاسُ يَنْظُرُوْنَ اِلَيْهِ . احمد و ابو داود

Dari Abu Hurairah RA bahwasannya Rasulullah SAW shalat kemudian setelah salam beliau menghadapkan wajahnya kepada jamaah lalu bersabda, "Tetaplah di tempat duduk kalian! Apakah di antara kalian ada orang yang apabila bersetubuh dengan istrinya ia menutup pintu dan tabirnya, kemudian keluar lalu bercerita, "Aku telah melakukan dengan istriku demikian?". Maka mereka terdiam. Lalu Nabi SAW menghadap kepada kaum wanita dan bertanya, "Apakah di antara kalian ada yang membicarakan begitu?". Kemudian ada seorang pemudi yang membungkuk-bungkuk sambil bertekan satu lututnya dan mendongak agar dilihat oleh Rasulullah SAW dan didengar perkataannya, lalu pemudi itu berkata, "Demi Allah, sesungguhnya mereka (laki-laki) sama membicarakan (hal itu) dan mereka (wanita-wanita) juga sama membicarakannya". Kemudian Rasulullah bersabda, "Tahukah kalian seperti apakah orang yang berbuat demikian itu? Sesungguhnya orang yang berbuat demikian itu adalah seperti syaithan laki-laki dan syaitan perempuan yang bertemu di jalan, kemudian syaithan laki-laki itu melampiaskan hajtanya kepada yang perempuan sedang orang banyak sama melihatnya". [HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Bagi seorang muslim semua ini pasti secara otomatis akan langsung tertanam di benak bawah sadarnya. Mana yang boleh dalam soal sex dan mana yang tidak boleh. Itulah sebabnya tidak perlu heran atau bereaksi berlebihan jika Mas Agung Soni mengatakan tulisan Pakde Kartono yang seperti itu termasuk cabul. Mas Agung Soni hanya sekedar menyampaikan sebagaimana yang diyakininya. Apalagi konon Pakde Kartono itu juga seorang muslim. Bisa jadi Mas Agung Soni dalam hal ini sekaligus mengingatkan Pakde Kartono sebagai sesama muslim bahwa apa yang dilakukannya tersebut terlarang dalam Islam. Karena Allah sangat membenci orang yang cuma bisa omong doang tapi tidak bisa menjalankannya.

Dan barangkali demikian juga bagi Pakde Kartono sebagai seorang muslim. Halalnya sex dan larangan-larangan yang berkaitan dengannya mungkin sudah tertanam kuat di benak bawah sadarnya. Karena itulah Pakde Kartono secara otomatis juga langsung bereaksi dengan membuat tulisan yang menyindir Menkominfo Tifatul Sembiring ketika yang bersangkutan kedapatan mem-follow akun pornografi di Twitter. Pakde kita ini barangkali juga sekedar menyampaikan apa yang diyakininya sekaligus mengingatkan sebagai sesama muslim bahwa apa yang dilakukan Pak Tifatul tersebut terlarang dalam Islam. Suka atau mem-follow yang cabul bisa juga disebut cabul. Cuma Pakde Kartono mungkin sedang lupa atau ingatannya sedang korsleting ketika aturan halal haramnya sex dalam Islam tersebut bersentuhan dengan dirinya dan membuat tulisannya yang (menurut Mas Agung Soni atau mungkin juga sesuai dengan pandangan Pakde Kartono sendiri) cabul itu.

Tapi perlu buru-buru ditambahkan di sini bahwa apa yang menurut Islam cabul tidaklah mengikat bagi Anda yang non muslim. Bila Anda tetap ingin menuliskan apa yang menurut Anda tidak cabul walaupun menurut Islam itu cabul silahkan saja, itu hak Anda. Termasuk jika Anda ingin menuliskannya di Kompasiana ini. Tapi jangan lantas kecewa jika kemudian tulisan Anda tersebut dihapus oleh Admin Kompasiana karena dianggap cabul. Itu berarti Admin Kompasiana sependapat dengan cabul versi Mas Agung Soni dan Pakde Kartono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun