Karst merupakan bentang alam yang terbentuk akibat adanya proses pelarutan oleh air pada batugamping. Bentang alam karst merupakan satu dari banyaknya situs geologi di Indoonesia. Keindahan bentang alam karst ini dapat kita temukan pada Kompleks Gunung Gergaji, Sangkulirang-Mangkalihat.
Kompleks Gunung Gergaji menyajikan keindahan alam yang melampar luas dengan jajaran Menara karst (gambar 1). Selain itu pada situs ini juga teradapat potensi arkeologi pada masa pra-sejarah. Potensi arkeologi tersebut berupa gambar-gambar di dinding gua (cadas) yang berumur sekitar 9000 tahun (gambar 2). Kenampakan cadas dinding gua tersebut diperkirakan berasal dari ras berburu-meramu. Gambar di gua-gua pra-sejarah yang terdapat di kawasan ini berwarna merah dan ungu tua yang didominasi oleh imaji cap-(telapak) tangan. Selain gambar cap-tangan, terdapat juga imaji 'adi-satwa' atau gambar fauna.
1. Ceruk Tewet Bawah
Ceruk Tewet Bawah berada di Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Situs ini dikategorikan sebagai sebuah ceruk yang hanya terdiri dari satu ruang yang memanjang dari selatan ke utara. Ceruk ini memiliki tiga buah lubang, dengan lubang utama yang menjadi pintu masuk, menghadap ke sisi barat.
Pada ceruk ini proses karstifikasi (pembentukan karst) masih aktif terjadi. Ada beragam hasil dari karstifikasi berupa ornamen-ornamen yang dapat kita nikmati di ceruk ini yaitu owstone, stalaktit, stalagmit, dan pilar.
Cadas di wilayah ini memiliki kondisi yang masih baik dan beberapa sudah rusak dan hanya menyisakan bercak-bercak tinta saja. Pada Gua ini terdapat sekitar 200 stensil tangan dan 10 motif lainnya seperti motif hewan, motif makhluk jadi-jadian, motif manusia, dan juga motif geometri.
2. Ceruk Tewet Atas
Ceruk Tewet Atas berada satu tingkat di atas Ceruk Tewet Bawah. Jarak antara kedua ceruk ini sekitar 8 m, Â akan tetapi untuk mencapai ceruk ini harus dilalui dengan memanjat menggunakan alat pengaman. Ceruk ini memiliki permukaan yang rata dan berpasir, terdapat bongkahan batu, stalaktit dan stalakmit, serta ditemukan juga pilar.
3. Ceruk Karim
Ceruk Karim terletak masih satu desa dengan Ceruk Tewet Bawah. Untuk menuju ke ceruk ini medan yang ditempuh cukup terjal, memasuki hutan yang cukup lebat dan mendaki lereng gunung karst sebelah timur, perjalanan menuju ceruk ini akans angat dinikmati bagi pecinta jalan-jalan ekstrem. Ceruk Karim merupakan sebuah celah pada gunung karst yang lebar dan memanjang dengan permukaan yang cukup rata, berpasir, dengan sebaran bongkahan-bongkahan batu dengan ukuran yang bervariasi.
Ada keunikan pada lukisan dinding di ceruk ini yaitu motifnya yang berupa seperti sarang lebah. Motif sarang lebah ini memiliki dekorasi yang menarik, karena digambarkan dengan pola berupa titik-titik, zigzag, dan garis. Motif berikut nya berupa hewan tapir, motif tapir ini digambarkan dengan bentuk yang hampir menyerupai ukuran dari hewan aslinya.
4. Gua Tamrin
Gua Tamrin berada di Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Bedanya dengan tiga gua sebelumnya adalah Gua Tamrin berada pada sisi pegunungan karst gergaji yang berbeda, yaitu berada di sub-kompleks Marang.
Pada gua ini akan disajikan keindahan berupa cadas dengan motif-motif yang beragam. Pada gua ini terdapat 46 motif manusia dengan karakteristik yang beragam, 87 stensil tangan dengan tipe yang terdiri dari stensil tangan polos, stensil tangan berdekorasi, dan stensil tangan berjari runcing, d8 motif hewan yang digambarkan dengan ukuran yang bervariasi mulai dari sedang sampai kecil, beberapa di antaranya menyerupai rusa, babi hutan.
5. Gua Jeriji Saleh
Gua Jeriji Saleh atau Gua Ilas Kenceng berlokasi di sub-kompleks Bukti Batu Raya bersama dengan dua gua lainnya yaitu Ceruk Tebo Atas dan juga Gua Ham. Gua ini masih terletak pada desa yang sama dengan gua-gua sebelumnya, yaitu Desa Tepian Langsat. Sebenarnya, gua ini merupakan sebuah lubang di tengah pegunungan karst dengan ketinggian sekitar 323 m dpl. Gua Jeriji Saleh berorientasi ke arah utara dan memanjang ke arah selatan. Kondisi Gua ini diperkirakan masih cukup aktif atau masih dalam proses pembentukan, terdapat beberapa tetesan air dari stalaktit menuju stalagmit.
Ornamen-ornamen gua yang terdapat didalamnya terdiri dari pilar-pilar, tirai, dan kanopi. Selain itu, terdapat pula bongkahan-bongkahan batu yang bertebaran di permukaan gua yang kemungkinan berasal dari runtuhan atap. Pada gua ini terdapat juga cadas dengan beragam motif yang terdapat di bagian dalam gua. Kondisi cadas tersebut masih cukup baik karena tidak terlalu terganggung cuaca.
6. Gua Ham
Sekitar 550 m ke selatan dari Gua Jeriji Saleh akan ditemukan Gua Ham atau Gua Terusan. Gua ini berada di Desa Tepian Langsat. Gua ini memiliki empat mulut gua yang menghadap ke arah utara sebagai pintu masuk utama dan tiga buah lubang di sisi tenggara (gambar 20). Morfologi gua ini berbentuk seperti sebuah kubah atau sebuah aula besar (gambar 18).
Gua Ham merupakan gua dengan stensil tangan terbanyak di Kawasan Sangkulirang-Mangkalihat. Stensil tangan yang terdapat pada gua ini terdiri dari dua warna yaitu merah dan juga hitam (gambar 19) Sebagian besar memiliki kondisi yang cukup baik, namun beberapa di antaranya telah mengalami kerusakaan dan sudah mulai pudar.
REFERENSI:
BPCB Kalimantan Timur. 2016. Delineasi : Sangkulirang Mangkalihat. Sub Kawasan Gunung Gergaji.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Gunung Gergaji. Diakses pada 18 Mei 2020, dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/gua-tewet-kawasan-karst-sangkulirang-mangkalihat/gunung-gergaji/
Leihitu Irsyad. 2019. Shamanisme pada Gambar Cadas di Kawasan Gergaji, Sangkulirang Mangkalihat, Kalimantan Timur: Kajian Model Neuropsychology. Thesis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Arkeologi. Universitas Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H