Sayangnya, pohon ulin telah mengalami penurunan populasi yang signifikan meskipun penyebarannya cukup luas di Asia Tenggara, khususnya di Pulau Kalimantan. Eksploitasi berlebihan untuk memenuhi permintaan kayu yang berkualitas tinggi telah menyebabkan penebangan liar yang masif sehingga mengancam kelestarian tumbuhan ini. Selain itu, konversi hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman telah mengurangi habitat alami pohon ulin, memperparah penurunan populasinya. Pohon ulin juga telah dikategorikan sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan.
Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi yang efektif sangat diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup pohon ulin. Konservasi in-situ yaitu pelestarian di habitat aslinya akan melibatkan perlindungan hutan yang masih tersisa dengan penerapan praktik pengelolaan hutan berkelanjutan. Sementara itu, perlu dilakukan juga konservasi ex-situ yang mencakup pembibitan dan penanaman kembali pohon ulin di luar habitat alaminya, seperti di kebun raya atau arboretum, untuk menjaga keberlanjutan genetik dan menyediakan sumber bibit untuk rehabilitasi hutan.Â
C. Pengaruh Kondisi Dan Unsur Iklim Kelangsungan Hidup Tanaman Pohon Ulin Di Wilayah Kalimantan
Pohon ulin (Eusideroxylon zwageri), yang dikenal sebagai kayu besi, merupakan spesies endemik di Pulau Kalimantan dan beberapa wilayah Asia Tenggara lainnya. Kondisi iklim tropis di Kalimantan, dengan suhu rata-rata yang cukup konstan setiap tahunnya serta memiliki intensitas curah hujan tahunan yang berkisar antara 1.500 hingga 4.500 mm tentunya akan sangat memengaruhi persebaran, adaptasi, dan kelangsungan hidup pohon ulin.Â
Pohon ulin tumbuh baik di hutan tropis basah pada ketinggian hingga 500 meter di atas permukaan laut. Pohon ini umumnya ditemukan di daerah datar dekat sungai dan anak sungai, serta di daerah bergelombang hingga punggung bukit. Kondisi tanah yang yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah berpasir dengan pH dan kandungan unsur hara makro (N, P, K) yang rendah. Â Untuk beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembap, pohon ulin memiliki beberapa karakteristik khusus, seperti pertumbuhan yang lambat, kandungan zat ekstraktif tinggi yang berfungsi sebagai pelindung alami terhadap serangan jamur dan hama perusak kayu, serta sistem perakaran yang dalam dan kuat yang membantu pohon ini bertahan dalam kondisi tanah yang kurang subur dan mendukung stabilitasnya di habitat alami. Â
Unsur iklim utama yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon ini adalah suhu, curah hujan, kelembapan, dan angin. Suhu yang stabil di kisaran 25C hingga 35C sepanjang tahun di Kalimantan dapat memberikan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan pohon ulin yang membutuhkan iklim hangat dan sinar matahari konsisten untuk dapat melakukan fotosintesis secara optimal. Curah hujan yang tinggi juga sangat penting karena pohon ulin membutuhkan kelembapan tanah yang memadai untuk mendukung sistem akarnya yang dalam dan kuat. Kondisi ini juga akan mendukung pertumbuhan hutan hujan tropis lebat, yaitu habitat utama dari pohon ulin.
Kelembapan tinggi di wilayah Kalimantan, yang berkisar antara 70% hingga 90%, menciptakan lingkungan yang sesuai bagi pohon ulin. Kondisi ini akan mengurangi risiko kehilangan air dari daun melalui transpirasi. Hal ini juga penting bagi tanaman tropis yang beradaptasi pada kondisi lembap. Selain itu, angin muson yang mengalir dari barat laut selama musim hujan membawa curah hujan tinggi dapat memberikan ketersediaan air yang cukup. Sementara itu, angin tenggara pada musim kemarau dapat membantu pohon ini beradaptasi pada kondisi yang relatif kering tanpa menghilangkan kelembapan tanah sepenuhnya.
Unsur iklim seperti pola cuaca juga dapat memengaruhi adaptasi pohon ulin melalui pertumbuhan kayunya yang lambat sehingga membuatnya menjadi keras dan tahan terhadap serangan hama serta perubahan cuaca ekstrem.Â
Akan tetapi, pohon ulin rentan terhadap perubahan iklim global, terutama fenomena El Nio yang membawa kekeringan berkepanjangan. Kondisi ini berpotensi mengganggu pertumbuhan pohon ulin karena menurunkan curah hujan dan meningkatkan stres air. Sebaliknya, La Nia dapat meningkatkan curah hujan yang sangat tinggi. Jika ketersediaan air berlebih, hal ini dapat menyebabkan genangan dan merusak akar. Oleh karena itu, unsur iklim berperan penting dalam siklus hidup dan keberlangsungan pohon ulin, menentukan persebaran, pertumbuhan, dan adaptasinya terhadap kondisi lingkungan tropis.
D. Adaptasi Tanaman Iklim Terhadap Perubahan Iklim Lokal
Pohon ulin sendiri merupakan tanaman yang telah mengembangkan berbagai bentuk mekanisme untuk beradaptasi dan bertahan hidup di lingkungan tropis yang lembap dan beragam seperti Pulau Kalimantan. Sebagai tanaman asli hutan hujan tropis, pohon ulin memiliki strategi adaptasi yang tidak hanya memungkinkan keberlangsungannya di iklim dengan curah hujan tinggi dan kelembapan yang konsisten, tetapi juga dapat melindunginya dari perubahan lingkungan. Salah satu bentuk adaptasi yang paling terlihat pada pohon ulin adalah laju pertumbuhannya yang lambat. Pertumbuhan yang lambat ini memungkinkan pembentukan struktur kayu yang sangat padat dan keras, menjadikan kayu pohon ulin sebagai salah satu kayu terkuat di dunia. Struktur kayu yang padat ini tidak hanya membuat pohon ulin lebih tahan lama, tetapi juga lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras dan serangan organisme perusak, seperti jamur dan hama kayu.Â