''Kalau bukan kita, siapa lagi?''
Akhir-akhir ini, tanah air tercinta kita tengah terguncang oleh berbagai bencana alam yang menimbulkan luka bagi berbagai kalangan. Salah satu bencana yang kian melanda saat ini adalah bencana hidrometeorologi.Â
Berbicara tentang bencana hidrometeorologi ini, tentunya telah terbesit dalam pikiran kita tentang la nina yang sering terjadi pada bumi pertiwi saat ini. Bagaimana tidak, bencana hidrometeorologi ini sendiri adalah bencana yang terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi cuaca maupun iklim.Â
Seperti isu-isu global yang makin hangat saat ini selain pandemi, kita tentu mengenal adanya perubahan iklim yang selalu digelorakan setiap tahunnya. Ya, bencana hidrometeorologi yang terjadi sekarang adalah akibat dari dampak perubahan iklim yang makin ekstrem.
Hal ini tentu saja membuat kita sebagai generasi muda, yang adalah kalangan masa depan milenial bangsa perlu bertindak dalam menangani hal ini.
Kalau begitu, mari bertindak segera.
Akan tetapi, bagaimana caranya?
Banyak hal yang perlu dilakukan oleh kita, namun kita bisa memulai dari hal sederhana yang bisa kita optimalkan dan implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu edukasi dan literasi sebagai aksi tanggap .
Dua hal ini mungkin terdengar sangat sederhana, akan tetapi impact yang diberikan akan membawa pengaruh besar dalam aksi menghadapi bencana ini.
Edukasi serta literasi yang kita lakukan perlu dimulai dari lingkup terkecil dalam hidup kita terlebih dahulu, yaitu keluarga. Setelah itu kita bisa meluaskan aksi ini ke berbagai aspek dan sektor, seperti dalam kelompok-kelompok kecil dalam masyarakat maupun di berbagai komunitas yang ada.Â
Gerakan edukasi dan literasi ini bisa kita lakukan,terapkan, dan implementasikan dengan mudah tentunya didukung dengan segala kemudahan kita dalam menerima maupun mengakses informasi saat ini. Masyarakat perlu dibimbing melalui pendekatan edukasi dalam rangka memperluas wawasan dari isu dan dampak bencana hidrometeorologi yang terjadi sekarang dan juga perlu dilakukan gerakan literasi kepada masyarakat untuk menyebarluaskan awareness dan aksi mitigasi serta adaptasi dalam menghadapi bencana ini.
Kita yang muda, sudah seharusnya menjadi kewajiban kita untuk selalu bergerak membawa perubahan. Bergerak sekarang, dan jangan menunda. Jangan diam, karena Ibu Petiwi memanggil kita semua.
Mari menjadi agent of change dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.
Keterangan        : Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bela Negara
Nama              : Andini Naydelyn Vilya Wenas
NPT Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 21.21.0003
Prodi              : Klimatologi
Dosen Pengampu  : Fendy Arifianto, M.Si
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H