Bersamaan dengan perayaan Tahun Baru Imlek, setelah kita mengenal makna lampion, ada juga sebuah tradisi yang tidak pernah luput untuk dilakukan, yakni tradisi pemberian angpao. Ini adalah tradisi yang sudah ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak yang merayakan Tahun Baru Imlek. Semuanya memancarkan wajah bahagia dan sumringah, tanpa kecuali!
Selain pemberian angpao oleh orangtua masing-masing kepada anak-anaknya, pemberian angpao juga bisa berasal dari keluarga besar, kerabat, dan para tamu yang datang yang statusnya telah menikah kepada anak-anak yang masih muda dan belum menikah. Pemberian angpao juga datang dari anak-anak yang telah menikah dan berkeluarga kepada kedua orangtuanya.
Anak-anak yang telah menunggu pemberian angpao dipersiapkan dengan bimbingan dan arahan mengenai tata krama dalam merayakan Tahun Baru Imlek, seperti bagaimana seharusnya bersikap ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, bagaimana sikap yang baik ketika menerima angpao, bagaimana tata krama ketika bertamu ke rumah keluarga dekat seperti ke rumah kakek/nenek, tante/paman atau ke rumah orang lain, bagaimana mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah memberikan angpao, dan lain sebagainya yang dianggap perlu.
Apa makna angpao dari tradisi perayaan Tahun Baru Imlek ini? Angpao sendiri bermakna "bungkusan merah". Makna yag paling umum adalah bungkusan merah guna mengusir setan. Isinya bisa berupa uang yang disesuaikan dengan kemampuan yang memberi dan sesuai dengan takaran bagi yang menerimanya. Uangnya biasanya harus baru, tidak lecek dan berupa angka bulat. Seluruh angka dianggap baik terlebih lagi angka delapan, kecuali angka empat. Dalam bahasa Mandarin pengucapan kata "empat" menyerupai kata "death" yang menandakan nasib buruk.
Ada tradisi memberikan angpao di hari ketujuh sebelum perayaan Imlek. Ini dimaksudkan agar bisa membantu sesama yang tidak mampu merayakan Tahun Baru.
Angpao juga mempunyai makna dan filosofi lain, yakni transfer kesejahteraan atau transfer energi dari orang mampu ke yang tidak mampu, dari orangtua kepada anak-anak serta dari anak yang sudah menikah kepada orangtuanya.
Ada juga pemberian angpao dari Pimpinan Sekolah (yang berbasis ajaran agama Budha) kepada murid-murid serta kepada guru dan para pegawainya. Ini lebih mencerminkan rasa sayang, perhatian dan cinta kasih yang tulus sebagai Pimpinan kepada anak-anak muridnya yang juga merayakan Tahun Baru Imlek.
Oya. Jadi, selain anak-anak, ponakan, cucu yang bertamu ke setiap rumah, orang dewasa yang belum menikah pun berhak mendapatkan angpao lho, dengan maksud untuk memberikan harapan baik kepadanya agar yang menerima angpao tersebut bisa cepat mendapatkan jodoh (pasangan hidup).
Lalu, bagaimana dengan orang dewasa yang belum menikah namun ingin memberikan angpao, khususnya kepada anak-anak? Jawabannya: boleh saja, asal uang yang diberikan tidak perlu menggunakan amplop merah. Unik, ya?*
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H