Mohon tunggu...
WON Ningrum
WON Ningrum Mohon Tunggu... Konsultan - Peace of mind, peace of heart...

Hello, welcome to my blog!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penghormatan Terbesar untuk Seorang Guru

2 November 2019   22:41 Diperbarui: 2 November 2019   23:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto berikut didapatkan dari arsip nasional Belanda dan diambil sekitar tahun 1880-1910 di Jawa.

Kita mungkin akan sedikit tercengang kala melihat foto "tempo doeloe" yang nyentrik ini. Foto yang sangat langka. Foto yang terlihat di artikel ini adalah foto yang ditemukan di arsip nasional Belanda.

Gambar ini diambil kurang lebih sekitar tahun 1880-1910 di daerah Jawa, berupa cerminan adab kesopanan dan interaksi antara pelajar dan gurunya di zaman penjajahan Belanda dulu. Kita cukup memaklumi kalau penghormatan yang diperlihatkan oleh pelajar terhadap gurunya di foto tersebut adalah 'produk zaman' itu.

Kita tidak punya kekuatan untuk mengubah kondisi di zaman itu. Zaman itu sudah lewat. Kita bisa memperbaiki caranya di zaman ini dengan cara yang lebih proporsional.

Namun foto ini sangat menarik sebagai bahan renungan bagi kita bersama mengingat sebagian pelajar masa kini disinyalir sedang mengalami krisis moral dan kurang menghormati sosok guru.

Apakah guru harus dihormati? Jawabannya, YA. Jangankan kepada guru, kepada orang yang lebih muda sekali pun kita wajib menghormatinya.

Pertanyaan berikutnya: Apakah guru harus dipatuhi? Jawabannya bisa YA, bisa TIDAK. Tergantung apakah yang dipatuhi itu baik dan benar, atau tidak. Katanya zaman sudah berubah. Oke. Kita tidak perlu melakukan seperti yang dilakukan anak-anak dalam foto tersebut kepada gurunya.

Namun prinsip dasar yang harus diemban adalah, guru bertindak sebagai pendidik. Ia seorang edukator. Penghormatan yang guru harapkan bukanlah penghormatan yang bersifat 'membabi buta', pokoknya murid harus hormat! Titik. Pokoknya siswa harus patuh! Titik.

Menjadi seorang edukator bukan berarti kita harus mendidik dengan memaksakan kehendak kita sebagai seorang guru, apalagi mendikte segala sesuatunya agar peserta didik menjadi patuh 100%. Tidak.

Karena bagaimana jika yang diperintahkan oleh guru justru melanggar tata krama, adab sopan santun serta adab-adab kemanusiaan yang kita junjung tinggi.

Sebagai bahan renungan kita bersama, betapa banyak isu dan masalah yang merebak di dunia pendidikan kita  yang belum bisa tertangani dengan tuntas sampai hari ini, ambil contoh masalah kekerasan yang dilakukan guru kepada muridnya.

Jadi kembali kepada topik, dalam proses pendidikan dan hubungan antara guru dan murid, ada banyak ruang untuk diskusi, pembinaan, bimbingan, pelatihan dan evaluasi, agar tujuan dan hasil bersama yang diinginkan bisa tercapai.

Itulah mengapa definisi edukator itu lebih kepada seorang yang berhasil mengeluarkan potensi peserta didik agar kemampuan dan potensi terbaik mereka tersebut bisa terasah dan terkelola secara maksimal.

Suatu saat, diharapkan peserta didik dapat mempersembahkan potensi terbaik dari dirinya dengan penuh percaya diri serta berhasil menjadi orang yang mandiri karenanya.

Di atas segalanya, tanpa harus diingatkan, seorang murid yang telah berhasil dan bisa meraih kesuksesan lewat didikan 'tangan dingin' guru-gurunya pasti akan selalu mengingat jasa guru di sepanjang hayatnya dan penghormatannya kepada gurunya akan senantiasa diwujudkannya dengan selalu mengimplementasikan apa yang telah mereka dapatkan dari gurunya.

Inilah sebenarnya imbalan dan penghormatan terbesar untuk seorang guru, yakni apa yang telah guru ajarkan dan teladankan akan menjadi AMAL JARIYAH, yaitu amal yang terus mengalir, bahkan akan tetap mengalir sampai hayat tak lagi dikandung badan. Semoga.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun