Mohon tunggu...
Indra Kusuma
Indra Kusuma Mohon Tunggu... wiraswasta -

wombatkusuma adalah salah satu alterego yang malas dan manja; kerikil di sela-sela ladang gandum tanpa tahu di atas sana matahari selalu menjadi pencemburu. Berkebun dan melukis di http://thinkbin.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuah Moby Dick

22 Juni 2011   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_118216" align="aligncenter" width="300" caption="Moby Dick"][/caption]

Masih muda Ishmael ketika Ahab jatuh gagal,
Di dek pendahulu Pequod yang perak.
Dengan kakinya dan lutut terputus.
Di Samudera Raya mesin kapal meraungraung
Kendurkan tunggak bersama terbit sinar layar.
Yang terpantul bulan dan kelana angin.

Tibalah saat Ahab teladan awak kapal
Menghujamkan tumbak bertali pada kukuh
Punggung paus dengan nafasnya yang kuat,
Dinamakan Moby Dick oleh arwaharwah
Pelaut dan kapalkapal yang telah membatu,
Tenteram dan Damai-lah jiwa mereka.

Karena rindu dendam-lah keinginan Ahab
Akan kakinya dan lutut terputus,
Namun ketika tumbak bertali-nya yang
Meliput erat pada lehernya, tak terlihat puing
Atau mayitmayit awak kapal di gelung ombak
Bersisa Ishmael melamunkan ingatan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun