kampus, dosen berperan sebagai tenaga pengajar yang memiliki fungsi untuk men-transfer ilmu di mata kuliah tertentu. Biasanya dosen hanya
berinteraksi dengan mahasiswa ketika berada di dalam ruang kelas, selebihnya bisa ditemui
ketika mahasiswa semester atas menjalankan aktifitas bimbingan skripsi. Budaya nongkrong
bareng dosen masih sering dianggap tabu karena adanya gap di antara mahasiswa dan dosen
itu sendiri. Mahasiswa sering menganggap bahwa dosen adalah orang kolot yang kaku dan
susah bergaul, namun beberapa dosen membuktikan bahwa tidak sepenuhnya stereotipe itu
benar adanya.
Dikutip dari percakapan dengan Aisyah Al Baroroh S.S, M.Pd. Dosen Bidang Kemahasiswaan
Program Studi Sastra Inggris Universitas Pamulang melalui aplikasi whatsapp, Aisyah Al Baroroh S.S,
M.Pd mengatakan, "Saya pribadi senang bisa kumpul dengan mahasiswa. Apalagi yang punya
ketertarikan sama, misal di bidang seni dan sastra. Karena bagi saya kumpul dengan jiwa-jiwa muda
rasanya seperti kembali muda. Kadang saya yang sedang pusing karena pekerjaan, ketika kumpul dengan
mahasiswa baik diskusi atau hanya melihat mereka latihan untuk pementasan, pusing saya tuh
bisa hilang begitu saja. Seperti recharge energi. Lalu kalau manfaat dari sisi mahasiswa, saya rasa
dengan adanya waktu-waktu tertentu yg diluangkan dosen dengan mahasiswa dapat menjalin komunikasi
dan diskusi lebih dalam ketimbang di dalam kelas."
Senada dengan apa yang dikatakan Aisyah Al Baroroh S.S, M.Pd. Beberapa benefit yang
didapat ketika mahasiswa nongkrong bareng dosen adalah terjalinnya komunikasi yang baik,
serta pemberian wawasan dan pengalaman dari dosen menjadi hal penting yang dapat
mahasiswa jadikan sebagai pengalaman untuk tetap survive di kehidupan kampus atau di
kehidupan setelah lulus. Diskusi perihal materi dari beberapa mata kuliah yang dianggap sulit
juga akan menjadi topik yang asik untuk dipilih karena diskusi tersebut bersifat informal dan
santai, sehingga otak mahasiswa akan lebih welcome untuk menerima materi yang
disampaikan dosen ketika di luar kelas.
Memang untuk kondisi saat ini masih banyak dosen yang belum membaur sepenuhnya
bersama mahasiswa ketika berada diluar kelas, karena beberapa faktor seperti; social
distancing, PPKM, jam mengajar yang padat, dll. Namun budaya ini memang harus segera di
bangkitkan agar tidak punah dan menyebabkan gap yang lebih jauh di antara dosen dan
mahasiswa. Peran mahasiswa untuk meng-approach dosen juga sangatlah penting mengingat
mahasiswa memerlukan ini agar budaya nongkrong di kampus bukan hanya diisi oleh para
kelompok mahasiswa saja.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa dan dosen harus saling bersinergi untuk
membangun lingkungan akademik yang lebih baik. Nongkrong adalah salah satu cara untuk
menuju goals tersebut. Dengan berbaur di satu tempat, chemistry diantara keduanya akan
terbentuk dan membuat jalur komunikasi yang baik tanpa adanya prejudis dari salah satu pihak
yang banyak menimbulkan konflik di kehidupan kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H