mata kata di balik halaman buku putih
adalah kepunyaan seorang psikolog yang ingin menerbitkan buku
namun hanya bisa menulis prolog semata
di buku panduan kejiwaan, aku mencoba
membaca diriku setiap malam sebelum tidur
menegur diri sendiri sebelum di curi waktu
aksis I
jikalau saja di bulan pertama ada nasihat,
dengan penjelasan tentang alasan aku menderita sepi
dan kadang lupa pulang tepat waktu
maka takkan kucari obat
yang bisa menamatkan inginku
untuk bunuh diri dalam puisi
aksis II
pribadi yang ingin abadi, kadang hilang atau menjadi bipolar
pada warna semu yang mengira sahabat pelangi
sebab aroma wangi tak pernah lagi ada di setiap kata
yang mereka kenakan untukku
aksis III
sebab tubuhku tumbuh penuh peluh
memoriku di penuhi kecewa
sebab setiap harinya mereka bertamu
di undang setiap akhir bulan tanpa ada pesta
aksis IV
masihkah kau punya harapan?
dengan ibu,
dengan ayah, dengan keluarga
atau teman yang kau kira keluarga
namun menjadi pembunuh seutuhnya
aksis V
berbulan-bulan aku menderita
di cekam waktu tanpa ingatan, Maret, hingga Desember
aku tak bisa menebar keinginan sesukaku
kecuali karena ada harapan
yang membebaskan aku untuk punya keinginan
termasuk menerbitkan buku tahun depan
Negeri Daun Maple, 23 Desember 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H