Mohon tunggu...
Wong Jogja
Wong Jogja Mohon Tunggu... wiraswasta -

Berani hidup dan berani mati, berani senang dan berani susah, berani sukses dan berani gagal. Berani kaya dan berani miskin! Pokoke mau Tuhan kasih apa saja, kita harus bisa senang dengan anugerah Tuhan. Kalau senang dan syukur, Allah akan menambah nikmatnya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Baasyir vs Hukum Islam vs NKRI

26 April 2011   02:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:23 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ba'ashir menuduh Para Pemimpin Bangsa ini Thogut, Kafir...

Karena tidak menerapkan Hukum Islam sebagai Hukum di Indonesia.

Indonesia bukan milik SBY. Indonesia adalah dari rakyat untuk rakyat.

Saya setuju saja bila Hukum di Indonesia diberi masukan dari Hukum-Hukum Islam.

Tapi saya yang termasuk tidak setuju bila Hukum Indonesia = Syariah Islam.

Muslim dunia memiliki beberapa golongan. Ada yang Sunni, Syiah, Wahabi, Ahlussunnah, Syafi'iyah, dll...

Di Indonesia sendiri ada beberapa golongan, yang bisa dilihat dalam beda organisasinya.

Hukum Islam sebagai Hukum Indonesia tidak mungkin diterapkan melihat tidak seragamnya golongan Islam di Indonesia. Misal di Negara Sunni, maka hukum Islam bisa diterapkan dengan Hukum Islam versi Sunni. Kalau di Negara Syiah, pakai Hukum Islam versi Syiah.

Untuk di Indonesia,

Hukum Islam versi NU bisa beda dengan versi Muhammadiyah, bisa beda dengan versi Wahabi dan Islam radikalnya, bisa beda dengan versi MMI dan Jamaah Islamiyah, bisa beda dengan versi orang2 PKS.

Penerapannya akan menimbulkan perang di internal Islam sendiri.

Mana mau Kelompok Ba'asyir pakai hukum Islam versi NU, begitu juga Muhammadiyah tidak akan setuju pakai Hukum Islam versi FPI.


Jika Hukum Islam diterapkan bener di Indonesia, menjadikan Aparat yang tidak tegas (Aparatnya sendiri belum tentu paham dan belum tentu bisa melaksanakan), ujungnya menjadikan hukum Islam jadi mainan. Di lain pihak, Hukum Islam tentu saja tidak berlaku bagi Non Muslim. Yang terjadi adalah seperti di Aceh: Orang Muslim dibelenggu dan bisa masuk "penjara", Orang Non Muslim bebas, tidak kena hukum, karena Hukumnya hanya berlaku bagi Muslim.

Saya tetap setuju dan menilai Hukum Islam lebih baik dari hukum di mana-pun.

Masalahnya adalah, ketika Pelaksananya ingin menerapkan sesuai dengan kepentingan politik masing-masing, ini  akan memberikan dampak lain.

Saya lebih suka menuduh ada kelompok di atas Baasyir yang lebih berkepentingan dalam menghancurkan Islam non Wahabi dan menguasai negeri ini. Melihat Mesir, Libya, Suriah, dst....

Mereka diadu sesama Muslim. Lalu datang "Dewa Penolong"....

Jud ya Makjud yang membawa Bom-bom pemusnah massal. Akhirnya orang Islam di dunia ini akan berkurang.

Wahai Ba'asyir, don't so stupid ....! Be realistic. Jangan menggunakan Islam untuk alat kepentinganmu.

Sadarlah, Anda sedang berhadapan dengan Muslim2...

Ummat Muhammad SAW.

Yang Justru Anda Kafir-kafirkan....

ISLAM ADALAH AGAMA YANG BAIK DAN BENAR,

TAPI ADA KELOMPOK2 MENGGUNAKAN ISLAM UNTUK KEPENTINGAN POLITIK MEREKA,

MENJADIKAN ISLAM YANG HARUM, BAIK DAN BENAR, MENJADI BURUK DAN WAGU .

WE LOVE ISLAM SEBAGAI RAHMATAN LIL'ALAMIN...

BUKAN ISLAM UNTUK ALAT POLITIK demi KEKUASAAN!

Rasulullah SAW sendiri menerapkan Islam di kalangan masyarakat Arab pada jamannya secara bertahap, tidak dengan tiba-tiba. Dilalui dengan proses yang halus dan damai. Jika ada perang, itu dilalui ketika memang kita dalam posisi diserang atau terancam. Seperti dicontoh Ulama2 Wali Songo yang menyeberkan Islam dengan damai dan halus dan bertahap.


Hukuman yang tepat untuk Pak Abu Bakar Ba'asyir adalah dihukum untuk mengaji kembali Islam dengan benar di Pesantren Salaf NU yang SIAP dan SESUI  selama 1 Tahun. Pesantrennya harus Dijaga Polisi! Hukuman ini bisa diberlakukan untuk Pimpinan-Pimpinan Ahmadiyah, bila dinyatakan bersalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun