Mohon tunggu...
Agus Wahyu Hartanto
Agus Wahyu Hartanto Mohon Tunggu... -

lahir 22 tahun yang lalu saat membuat akun ini. sederhana, elegan, keren, menyukai mawar, dan yha.... suka menulis. ngeblog juga di http://warlockgunkid.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilema Kereta Api Indonesia

7 Februari 2011   02:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:50 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya juga heran dengan petugas kereta. Sepertinya, menumpang tanpa tiket di Kerata Api memang diperbolehkan. Hanya dengan membayar Rp 50.000,00 kepada petugas, maka Anda dapat menikmati layanan kereta sama baiknya seperti Anda membayar Rp 150.000,00 sebagai harga tiket di loket. Bukankah ini luar biasa? Apakah memang prosedurnya seperti ini atau memang ini menjadi hal yang biasa sehingga diperbolehkan?

Saya sebenarnya menghadapi dilema jika melihat fakta perkereta-apian di negeri ini. Kalau lihat para pedagang, kok ya kasihan sampai segitunya. Kalau lihat penumpang gelap, ya emang sih sarana transportasinya keknya emang belum mencukupi. Kalau lihat petugas KA yang nrima duit, ya katanya PT KAI merugi. Tapi di sisi lain,, hm....

Dalam pemahaman saya, dengan kekuatan monopoli perkereta-apian oleh PT KAI, seharusnya dan idealnya nggak ada yang namanya rugi bagi PT KAI. Kalau mau menaikkan harga tapi layanannya masih gitu-gitu aja keknya penumpang pun enggan dan makin enggan. Karena, dengan tingginya harga KA saat ini, dan harganya hampir sama dengan tiket pesawat, penumpang akan lebih memilih pesawat yang jauh lebih hemat waktu.

Tak tahulah saya dengan semua itu. Saya hanya bingung dengna fenomena ini. Semoga kita semua mendapat solusi terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun