Masih sedikit sisa minum itu. Dan bicaraku masih tak henti. Mengucur seperti kran air pam. Kecil tapi gemricik. Terus lama.Â
Menemani bincang sore. Cukup segelas wedang jahe hangat. Betapa semangat.Â
Ngalor-ngidul tak teratur. Bicaranya mirip tukang jual tahu bulat. Masih ditambah bualan secukupnya.Â
Cari kawan ngobrol cukup duduk dan bersama penjual wedang. Pasti mau karena biar ramai. Dagangan laris dan ngobrolnya seru.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!