Mohon tunggu...
Wiyanda Wahyu Ristiyani
Wiyanda Wahyu Ristiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Hai semua!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Sains dan Islam sebagai Pilar Kehidupan

5 Desember 2021   20:37 Diperbarui: 5 Desember 2021   23:42 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sains dan Islam merupakan ilmu yang saling berkesinambungan satu sama lain. Pesatnya perkembangan sains dan Islam di dunia memberikan dampak yang sangat signifikan bagi kehidupan manusia. 

Saat ini, masyarakat terus mengupayakan pemecahan masalah-masalah menggunakan konsep teori sains dan aturan Islam secara berdampingan. Permasalahan yang timbul bukan hanya dari kalangan saintis Islam, namun dari semua umat Islam di dunia. Peran serta kedua aspek ini merupakan sebuah pembauran yang sudah sangat awam terjadi.

Integrasi sains dan Islam pada dasarnya berfungsi sebagai media yang dapat membangkitkan kejayaan Islam seperti yang terjadi pada masa-masa cendekiawan Islam hidup di masa lampau.

Integrasi sains dan Islam juga dapat didefinisikan sebagai aktualisasi penghilang dikotomi antara agama dengan sains yang berkesinambungan. Dengan mengintegrasikan kedua hal tersebut, manusia dengan alaminya akan membangun sebuah pilar kehidupan yang kokoh.

Penggabungan ilmu yang berbeda, tetapi sama-sama diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tentu tidaklah mudah. Banyak yang harus dipahami terlebih dahulu mengenai makna dan aspek pendukung masing-masing konsepnya. 

Kendati begitu, tantangan tersebut justru akan semakin mematik semangat para saintis Islam untuk terus menyebarluaskan informasi-informasi mengenai kehidupan yang sesuai dengan tatanan ilmu sains dan agama. Hal ini disebabkan oleh adanya keinginan untuk berkehidupan yang tenteram tanpa meninggalkan jati diri yang sebenarnya.

Pilar kehidupan dapat meliputi aspek batiniah dan lahiriah. Keduanya saling berhubungan satu sama lain. Ilmu sains cenderung bersifat lahiriah. Ini dikarenakan sains merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis, dapat diperoleh melalui suatu uji coba atau penelitian yang mengacu pada hakikat dasar yang dimiliki oleh sesuatu yang sedang diteliti.

Sementara itu, ilmu agama yang mencakup keislaman cenderung bersifat batiniah. Ini dikarenakan agama merupakan ilmu yang mengatur tentang keimanan dan norma-norma agama yang dianutnya, ini meliputi perintah, larangan, dan nasihat-nasihat.

Sains secara garis besar sangat berbeda dengan ilmu agama. Akan tetapi, keduanya sama-sama memiliki aturan yang mengarahkan dan mencakup tentang semua makhluk hidup di dunia. Atau bisa juga dikatakan bahwa sains diadaptasi dari ilmu agama. 

Contoh hubungan sains dan Islam yang paling sering kita dijumpai diantaranya adalah pengetahuan sains dapat mengurangi dampak kerugian dan membentengi manusia dari berbagai bencana alam, seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi, badai, tsunami, dan bencana alam lainnya. Contoh lainnya adalah pengobatan medis sebagai bentuk ikhtiar manusia, kemudian didukung oleh doa.

Alasan yang mendasari pentingnya perwujudan integrasi sains dan Islam adalah banyaknya pihak yang menyalahkan salah satu dari kedua aspek tersebut. Ini tentu tidak dibenarkan. Hal tersebut dikarenakan sains dengan Islam ataupun hubungannya dengan aspek kehidupan yang lain memang harus diaplikasikan secara bersamaan.

Pengaplikasian dengan metode ini akan menyempurnakan tujuan idealisme makhluk hidup sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ini juga meminimalisir adanya kesenjangan antara ilmu sains dan Islam, sehingga secara tidak langsung juga akan mengurangi kesempatan oknum tertentu untuk menyebarkan pandang buruk tentang salah satu aspek terkait.

Kemudian, alasan lain yang menunjangnya adalah begitu banyak komponen di dunia ini yang bersifat sains, baik komponen hidup (biotik) maupun komponen tidak hidup (abiotik). Komponen hidup atau biotik diantaranya makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, virus, dan bakteri. Sementara komponen tidak hidup atau abiotik diantaranya, seperti oksigen, hidrogen, nitrogen, air, batuan, tanah, sinar matahari, belerang, timah, nikel, besi, emas, perak, dan lain sebagainya. Kedua komponen tersebut adalah elemen penyusun terbesar alam semesta ini.

Berbagai komponen kehidupan tentunya tidak terlepas dari ilmu sains dan Islam yang sudah melekat erat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti anjuran untuk mencuci tangan. Dalam pembuktian ilmu sains, mencuci tangan menggunakan sabun sangat dianjurkan sebelum melakukan berbagai kegiatan, seperti makan dan minum. Salah satu tujuannya adalah untuk membersihkan kotoran dan membunuh virus.

Sementara itu, dalam Islam anjuran untuk mencuci tangan juga sudah diungkapkan sejak dahulu kala. Anjuran mencuci tangan terdapat pada saat melakukan wudu, tangan kotor, bangun tidur, serta saat sebelum dan sesudah makan. Ini disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Ini membuktikan bahwa ajaran dalam Islam dan ilmu sains saling berkenaan atau dengan kata lain tidak saling bertentangan.

Integrasi antara penerapan ilmu sains dan Islam harus terus ditelaah lebih lanjut guna mewujudkan definisi yang sesungguhnya serta mengurangi kesalahpahaman dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari.  Di samping itu, kritisnya keadaan akibat pengaruh dunia Barat juga menjadi faktor lain yang mengharuskan semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menyaring informasi dan pemahaman yang didapat. Meskipun demikian, bukan berarti ilmu agama, khususnya Islam dan ilmu sains dari Barat tidak bisa dipadukan. Hanya saja diperlukan waktu yang lebih banyak untuk mengkaji sumber-sumber literatur yang tertera.

Jadi, meskipun sains dan agama merupakan dua hal yang berbeda. Namun, kaitan keduanya sebagai pilar kehidupan sangatlah erat. Khususnya di Indonesia sebagai negara yang mengharuskan penduduknya memeluk agama. Sehingga sebagian besar penduduknya menganut norma-norma beragama, salah satunya norma agama Islam. Di sisi lain, sains sebagai ilmu pengetahuan yang mencakup semua makhluk di alam semesta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun