Teknologi bukanlah hal yang asing lagi bagi kehidupan manusia. Teknologi telah memasuki setiap sendi kehidupan, bahkan dalam hal terkecil sekalipun, dan saat ini masyarakat Indonesia sedang menikmati euforia transformasi digital.
Euforia ini bisa kita rasakan sekarang, yang dimana Indonesia tengah memasuki Revolusi Industri 4.0. Dalam buku Prof. Klaus Schwab yang berjudul "The Fourth Industrial Revolution" dikatakan bahwa Revolusi Indusry 4.0 telah mengubah sikap, kinerja dan hidup masyarakat secara fundamental. Berkat kemajuan teknologi yang cepat ini membuat pengaruh yang kuat dalam segala bidang disiplin ilmu, ekonomi, indutsri dan pemerintahan.Â
Revolusi Industri 4.0 tengah mengalami puncaknya dengan lahirnya teknologi digital yang memiliki dampak masif terhadap kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Karena hal ini munculah suatu perubahan baru yang berasal dari Negeri Sakura, perubahan yang menjadi suatu angin segar untuk menangani serangan teknologi Revolusi Industri 4.0, yaitu Society 5.0 yang dimana Society 5.0 lebih me"raja"kan manusia dibandingkan dengan Revolusi Industri 4.0 yang meng"agung"kan teknologi.Â
Society 5.0
Dalam Society 5.0 yang lebih mengedepankan peradaban manusia dan menggunakan teknologi sebagai basisnya saja membuat masyarakat harus dapat mengatasi masalah dan tantangan sosial yang diakibatkan oleh Revolusi Industri 4.0 dengan mengadakan suatu inovasi  yang baru. Dalam Society 5.0 terdapat Big Data yang telah dikumpulkan oleh IoT yang kemudian di konversi menjadi jenis baru oleh Artificial Intelligence yang nantinya akan mencapai seluruh masyarakat.
Harapannya masyarakat akan menjalani kehidupan yang lebih nyaman karena tersedianya barang dan jasa disaat yang dibutuhkan, selain itu Society 5.0 menggunakan manusia sebagai pusat peradaban dengan berbasis teknologi. Hal ini tidak akan menyebabkan manusia kehilangan perannya dalam era digital.Â
Target SDGs, Society 5.0, dan Bonus DemografiÂ
Suistanable Development Goals (SDGs) merupakan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mencapai pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs memiliki 17 tujuan dengan target tercapainya pada tahun 2030 mendatang.
Kaitan antara target SDGs dengan Society 5.0 ini bertumpu pada bonus demografi yang akan diterima oleh Indonesia yang puncaknya akan terjadi pada tahun 2030 mendatang, tetapi pemerintah sedang mengusahakan agar bonus demografi ini diperpanjang hingga tahun 2045. Bonus demografi merupakan jumlah usia angkatan kerja atau penduduk produktif (15-64 tahun) lebih tinggi daripada jumlah penduduk non produktif (dibawah 14tahun dan >65 tahun). Bonus demografi merupakan fenomena yang jarang terjadi.
Bonus demografi telah membuktikan bahwa fenomena ini bisa menumbuhkan suatu perekonomian negara. Akan tetapi selain sisi positif pasti ada sisi negatifnya dari fenomena yang satu ini, yaitu jika bonus demografi ini dimanfaatkan dengan baik seperti penduduk usia produktif memiliki daya saing yang kuat dan memiliki kemampuan yang mumpuni maka negara akan mengalami perkembangan yang  signifikan dari segala sektor kehidupan.
Namun jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan terjadinya bencana demografi, angka pengangguran pasti akan meningkat hal ini dikarenakan usia produktif yang ada tidak memiliki suatu daya saing yang kuat atau tidak memiliki keahlian apapun.
Jadi jika bonus demografi ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia, maka 17 tujuan SDGs bisa tercapai, mengapa? Karena bagaimanapun juga ketika penduduk usia produktif memiliki suatu kemampuan dan daya saing yang mumpuni, maka dia akan bisa membangun Indonesia kearah yang lebih baik.
Ditambah jika Indonesia menjadikan bonus demografi ini untuk menerapkan Society 5.0, usia produktif akan menjadi sentral nya dalam kehidupan berbasis teknologi. Jika Jepang menggunakan Society 5.0 untuk menanggulangi populasinya yang semakin menurun, Indonesia menjadikan bonus demografi untuk mencapai Society 5.0, untuk kehidupan yang lebih baik tentunya.
Ketika penduduk usia produktif Indonesia telah mampu menguasai teknologi yang ada, tidak kehilangan perannya dalam era digital maka untuk membangun Indonesia kearah yang lebih baik akan semakin mudah, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa 17 tujuan SDGs akan tercapai jika bonus demografi dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pemanfaatan bonus demografi salah satunya adalah membuat usia produktif melek akan teknologi dan tidak termakan oleh teknologi, bukan teknologi yang menguasai penduduk usia produktif, tetapi penduduk usia produktiflah yang akan menguasai teknologi. Dengan begitu penerapan Society 5.0 di Indonesia akan mudah untuk diterapkan dan target 17 tujuan SDGs bisa tercapai.Â
ReferensiÂ
Amir, M. (2019, Maret 27). Society 5.0, Jepang pakai robot, Indonesia andalkan manusia. Retrieved from ngopibareng: https://www.ngopibareng.id/timeline/society-50-jepang-pakai-robot-indonesia-andalkan-manusia-2006648
Firmansyah, M. (2017, november 14). Apa itu SDGs? Retrieved from kompasiana: https://www.kompasiana.com/firmanmuh/5a09c20f5a676f320c3e3273/apa-itu-sdgs?page=all
REVOLUSIINDUSTRI4. (n.d.).
Sari, E. V. (2017, juli 31). Pemerintah upayakan perpanjang bonus demografi hingga 2045. Retrieved from CNN Indonesia: https://m.cnnnindonesia.com/ekonomi/20170731120845-92-231415/pemerintah-upayakan-perpanjang-bonus-demografi-hingga-2045
Scwham., K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. New York: Crown Business.
Society, R. (n.d.). Healthcare FinTech, 5.
Supramono, M. D. (2019, januari 29). Urgensi society 5.0 di era revolusi industri 4.0 . Retrieved from kompasiana: https://www.kompasiana.com/diaz.bonny/5c4f90f5677ffb5363300e24/urgensi-society-5-0di-era-revolusi-industri-4-0
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI