Bayangkan, Anda adalah Seorang Pria sebagai pencari nafkah berusia 33 tahun, memiliki seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil. Istri Anda adalah seorang ibu rumah tangga. Yang berarti Anda merupakan satu-satunya penghasil income bagi keluarga Anda. Saat ini Anda hanya memiliki simpanan uang di bank yang belum begitu banyak, hanya sekitar Rp 20 juta, dan memiliki sebuah motor dan sebuah mobil.
Pertanyaannya sederhana: “Apa yang terjadi kalau Anda mengalami resiko Sakit Kritis atau bahkan meninggal dunia?”
Secara keuangan, sudah jelas, gaji Anda berhenti. Mungkin kantor tempat Anda bekerja akan berbaik hati memberikan pesangon, tapi berapa sih pesangonnya? Akan tetapi Sekarang siapa yang akan membiayai hidup orang-orang yang Anda tinggalkan? Bagaimana dengan masa depan pendidikan Anak-anak Anda? Bagaimana pula dengan kehidupan istri Anda..?
Keluarga Anda mungkin akan memakai uang pesangon plus mencairkan simpanan Anda di Bank. Dan pastinya cepat atau lambat uang itu pasti akan habis. Disinilah pentingnya melakukan proteksi sehingga kalau terjadi satu risiko, apapun risiko itu, orang yang Anda cintai tidak perlu lagi “menderita” secara keuangan.
Anda seorang wanita, belum menikah, dan masih tinggal di rumah orang tua. Menariknya, Anda adalah anak satu-satunya yang sudah bekerja. Orang tua Anda sudah pensiun. Adik-adik anda masih sekolah. Anda satu-satunya orang di rumah yang memiliki penghasilan layak dan menanggung beban hidup seluruh keluarga, dari bekerja sebagai karyawan.
Apa yang terjadi kalau tiba-tiba sedang menyeberang jalan di dekat kantor, dan sebuah mobil menabrak Anda dengan cukup kencang dari belakang?
Ada dua kemungkinan. Pertama, Anda meninggal. Otomatis, gaji Anda berhenti. Kalau gaji Anda berhenti, berhenti juga tanggungan Anda untuk keluarga.
Kemungkinan kedua, ketika ditabrak , Anda tidak meninggal. Hanya mengalami luka, namun sangat parah. Kemungkinan terburuk, Anda koma, tidak sadarkan diri. Dokter Anda juga tidak tahu sampai kapan Anda tidak sadarkan diri. Akan tetapi, di kantor Anda, jelas Anda sudah akan dirumahkan. Bahkan siap-siap sajaò kehilangan pekerjaan di bulan kedua. Sementara Anda tidak sadarkan diri, nggak tahu sampai kapan. Kalau Anda tidak bisa kembali bekerja, penghasilan Anda juga berhenti.
Risiko lain, Anda sakit. Ada biaya dokter yang harus dibayar. Belum lagi biaya rumah sakit. Nginep di rumah sakit itu mahal. Per malam bisa ratusan ribu. Belum kalau operasi, belum biaya obatnya. Bisa puluhan juta!
Kesimpulannya, Risiko-risiko yang mungkin bisa terjadi pada kehidupan Anda antara lain adalah:
1. Kematian
2. Kecelakaan
3. Sakit
4. Pemutusan Hubungan Kerja
Ada beberapa hal yang Bisa Anda Lakukan untuk Memproteksi Akibat Risiko, Jawabannya adalah : Miliki Asuransi / Proteksi dan Miliki Dana Cadangan.
Apa yang dimaksud dengan Asuransi / Proteksi? Proteksi di sini adalah perlindungan bila terjadi satu risiko pada keluarga Anda.
Dengan memiliki asuransi, maka akibat-akibat yang muncul bila terjadi risiko pada keluarga Anda bisa diantisipasi. Bila terjadi risiko kematian pada diri Anda, perusahaan asuransi akan memberikan sejumlah uang yang biasa disebut Uang Pertanggungan kepada ahli waris Anda. Uang Pertanggungan inilah yang nanti diharapkan bisa dikelola oleh ahli waris Anda.
Asuransi ini juga bisa berfungsi memberikan penggantian biaya kesehatan, bila Anda dirawat dirumah sakit, tanpa mengganggu aset / tabungan Anda.
2. Dana cadangan
Sebagai seorang yang sudah bekerja, apakah Anda terus-menerus tidak pernah memiliki uang tunai di rekening tabungan Anda? Kalau jawabannya IYA, Situasi Anda CUKUP berbahaya.
“Miliki dana cadangan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran keluarga selama beberapa bulan ke depan kalau-kalau terjadi sesuatu pada sumber penghasilan Anda.”
Jadi, apa yang harus dilakukan? Sederhana sekali: miliki dana cadangan! Guna dana cadangan adalah untuk membayar pengeluaran-pengeluaran Anda selama belum mendapatkan pekerjaan atau untuk membayar keperluan-keperluan mendesak.
Seberapa besar jumlah dana cadangan yang sebaiknya dimiliki? Ya, sebesar pengeluaran keluarga selama beberapa bulan. Anggap saja bila Anda di-PHK, Anda akan hidup dari dana cadangan untuk beberapa bulan sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan kembali. Berapa jumlahnya? Idealnya sekitar 2 sd 6 bulan pengeluaran keluarga Anda atau bisa disesuaikan dengan kenyamanan Anda.
Jadi, kalau pengeluaran keluarga Anda saat ini Rp.2 juta per bulan, berarti Anda harus mempunyai dana cadangan sebesar Rp. 64hingga 12 juta. Ambil contoh dana cadangan sebesar Rp.12 juta. Ini berarti, kalau Anda di-PHK hari ini juga dan tidak mendapatkan uang pesangon, Anda masih mempunyai uang untuk membayar pengeluaranpengeluaran keluarga selama 6 bulan ke depan walaupun Anda tidak digaji lagi.
Jadi, tunggu apa lagi? Miliki Asuransi dan Dana Cadangan sekarang juga! Jangan sampai Anda mengalami resiko kehidupan atau Anda harus di-PHK dan tidak mendapatkan uang pesangon, Anda sengsara, keluarga Anda pun merana.
Disadur dari : Siapa Bilang jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya, karya Safir Senduk
Wiwit Prayitno, S.Pt, N.Md
081 2277 1607
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H