Pastinya sudah tidak asing bagi kalian tentang Teori behaviorisme radikal, teori apakah itu? Teori behaviorisme radikal merupakan salah satu perkembangan teoritis utama dari behaviorisme yang dikembangkan oleh B.F. Skinner. Teori ini dianggap sebagai salah satu aliran behaviorisme yang paling menarik dan penting bersama dengan behaviorisme klasik. Behaviorisme radikal menganggap bahwa pengkondisian klasik tidak cukup untuk menjelaskan perilaku kita terhadap stimulus tertentu. Kontribusi behaviorisme radikal sangat penting dalam pengembangan studi ilmiah perilaku. Namun, perspektif ini memiliki kelemahan yang setidaknya pada awalnya tidak memperhitungkan faktor-faktor lain seperti motivasi, emosi, kecerdasan atau kepribadian subjek.
Teori behaviorisme radikal terbesar sepanjang sejarah adalah karya tulis Skinner yang berjudul "The Behavior of Organisms". Skinner juga melakukan percobaan terhadap tikus yang diletakkan di dalam kandang dan menggunakan penguatan dan hukuman untuk mengubah perilaku tikus tersebut. Behaviorisme radikal yang dikembangkan oleh Skinner merupakan kebalikan dari pemikiran Wilhelm Wundt mengenai tujuan psikologi. Wilhelm Wundt menyatakan bahwa psikologi bertujuan untuk menjelaskan dan memberikan deskripsi mengenai keadaan-keadaan kejiwaan dalam kesadaran. Sedangkan behaviorisme radikal menjelaskan bahwa tujuan psikologi adalah memperkirakan dan mengendalikan perilaku.
Nah setelah mengetahui sedikit penjelasan tentang Teori Behaviorisme radikal, sekarang kita akan membahas sedikit tentang bagaimana sejarah lahirnya Teori behaviorisme radikal. Teori behaviorisme radikal dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner, seorang psikolog, behavioris, penulis, penemu, dan filsuf sosial Amerika Serikat. Skinner dianggap sebagai bapak dari Behaviorisme dan menjadi Profesor Psikologi Edgar Pierce di Universitas Harvard dari tahun 1958 hingga pensiunnya pada tahun 1974. Skinner mengembangkan teori behaviorisme radikal melalui karyanya yang berjudul "The Behavior of Organisms" dan melakukan percobaan terhadap tikus yang diletakkan di dalam kandang dan menggunakan penguatan dan hukuman untuk mengubah perilaku tikus tersebut.
Selain teori tersebut B.F Skinner juga memiliki yang nama nya Operant Conditioning. Operant conditioning adalah metode pembelajaran yang menghubungkan perilaku dan konsekuensi, menggunakan reward serta punishment. Teori ini dikembangkan oleh B.F Skinner dan sering juga disebut teori Skinner maupun instrumental conditioning. Berikut adalah konsep-konsep penting dalam operant conditioning menurut Skinner:
Tingkah laku: Tingkah laku adalah perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi tertentu. Tingkah laku yang dimaksud terletak di antara dua pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi).
Penguatan: Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Penguatan positif adalah rangsangan yang memperkuat atau mendorong suatu tindakan balas, sedangkan penguatan negatif adalah rangsangan yang menghilangkan atau mengurangi suatu tindakan balas.
Hukuman: Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Hukuman positif adalah rangsangan yang menambahkan atau meningkatkan suatu tindakan balas, sedangkan hukuman negatif adalah rangsangan yang menghilangkan atau mengurangi suatu tindakan balas.
Skinner melakukan percobaan terhadap tikus yang diletakkan di dalam kandang dan menggunakan penguatan dan hukuman untuk mengubah perilaku tikus tersebut. Salah satu kelebihan dari teori pengkondisian operan (operant conditioning) yang telah dikembangkan oleh Skinner adalah dapat digunakan oleh pendidik atau guru untuk membentuk perilaku siswa.
Operant conditioning adalah metode pembelajaran yang menghubungkan perilaku dan konsekuensi, menggunakan reward serta punishment. Berikut adalah beberapa contoh operant conditioning dalam kehidupan sehari-hari yang dapat ditemukan:
1. Seorang anak yang rajin belajar akan diberi hadiah oleh orang tuanya, sehingga anak tersebut semakin rajin belajar.
2. Seorang karyawan yang bekerja dengan baik akan mendapatkan bonus, sehingga karyawan tersebut semakin termotivasi untuk bekerja dengan baik.
3. Seorang atlet yang berlatih dengan keras akan mendapatkan medali, sehingga atlet tersebut semakin termotivasi untuk berlatih dengan keras.
4. Seorang anak yang nakal akan diberi hukuman oleh orang tuanya, sehingga anak tersebut semakin berhati-hati dalam berperilaku.
5. Seorang pelajar yang sering terlambat akan diberi hukuman oleh gurunya, sehingga pelajar tersebut semakin berusaha untuk datang tepat waktu.
Dalam kehidupan sehari-hari, operant conditioning dapat diterapkan dalam berbagai aspek, seperti dalam pendidikan, pekerjaan, olahraga, dan kehidupan keluarga. Dengan menggunakan metode ini, seseorang dapat memperbaiki perilaku yang kurang baik dan meningkatkan perilaku yang positif.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H