Mengajar dengan cinta bukan berarti guru memberikan keleluasan pada siswa untuk berbuat semaunya. Akan tetapi guru mengajar dengan penuh rasa kasih sayang, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Tidak membedakan siswa dari segi apapun, serta merangkul semua siswa seperti anaknya sendiri. Guru tidak menganggap siswa sebagai manusia dewasa dalam bentuk mini, yang mudah memahami penjelasan guru dengan satu kali penjelasan. Guru harus sabar untuk mengulang - ulang penjelasannya sampai siswa benar - benar tuntas dalam belajarnya.Â
Tak hanya itu, guru juga harus menjalin bonding yang kuat dengan siswa. Adanya bonding yang kuat antara guru dan siswa, guru akan lebih mudah memahami latar belakang siswa, mengetahui permasalahan siswa di luar jam pembelajaran, memahami karakter siswa, muncul kepercayaan siswa kepada guru, dan mudah memotivasi siswa. Lalu bagaimana caranya menciptakan bonding yang kuat antara guru dan siswa?
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan bonding antara guru dan siswa :
.1. Luangkan waktu untuk duduk bersama dan bercerita dengan siswa saat jam istirahat.Â
2. Menjadi guru yang memiliki karakter friendly, murah senyum, dan baik hati sehingga siswa nyaman berada di dekat guru.
3. Bercanda ringan bersama siswa sambil menyelipkan nasehat didalamnya.
4. Berbicara dari hati ke hati dan menemukan solusi bagi siswa yang bermasalah.
5. Menjaga privasi siswa saat dipercaya membantu menyelesaikan masalah mereka.Â
Ketika bonding yang kuat telah terbentuk dengan baik antara guru dan siswa maka pembelajaran di kelas akan berjalan dengan lancar, nyaman, dan kondusif. Guru yang berhasil menjalin bonding yang kuat dengan siswanya akan menjadi sosok guru yang dicintai oleh siswanya. Kehadirannya di dalam kelas selalu dinanti. Nasehat - nasehatnya selalu berhasil menyentuh kalbu siswa. Jika nasehat guru sudah diterima baik dengan siswa, maka akan memudahkan guru untuk membuka pikiran siswa untuk berubah ke hal - hal yang lebih baik lagi. Guru tidak perlu marah - marah ataupun berteriak untuk menguasai kelas karena siswa sudah mengerti apa yang di inginkan oleh guru mereka, apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan sudah dipahami oleh siswa. Kondisi kelas seperti ini didapatkan ketika guru mengajar dengan cinta.Â
Sudah saatnya bagi guru untuk berubah. Sudah saatnya guru  menjadi sosok yang diidolakan dan dirindukan oleh siswanya, dan kita mulai dari diri kita sendiri. Menjadi guru yang mengajar dengan cinta. Guru hebat, Indonesia kuat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H