Mohon tunggu...
Wiwin Yuliani
Wiwin Yuliani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

tersenyumlah walaupun rasa sakit itu masih membekas, kuatlah walaupun sebenarnya telah rapuh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Kebahagiaan bersama Orangtua di Tengah Pandemi Covid-19

28 Desember 2020   21:05 Diperbarui: 28 Desember 2020   21:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 yang dialami masyarakat di hampir seluruh belahan dunia sejak akhir tahun 2019 merupakan ancaman bagi kebahagiaan keluarga. upaya -upaya yang dilakukan oleh pemerintah masing-masing negara dalam mengatasi pandemi ini seperti lockdown maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah menimbulkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari setiap individu maupun keluarga.

Orang-orang dewasa yang biasanya bekerja di kantor atau di luar rumah tiba-tiba harus menjalani Kerja dari Rumah atau bahkan dirumah kan tanpa dapat melakukan pekerjaan rutinya karena tempat kerjanya (pabrik, mall, hotel tempat-tempat wisata dll) harus ditutup selama pandemi.

Bersamaan degan itu, sekolah-sekolah juga menghentikan kegiatan belajar-mengajar nya untuk sementara waktu. PSBB yang sempat diberlakukan di hampir seluruh wilayah Indonesia juga membuat pergerakan kita menjadi terbatas.

Semua orang diharapkan untuk tinggal di rumah saja demi mengurangi laju penularan COVID-9, bahkan aktivitas beribadah juga harus di lakukan dirumah. Dengan demikian semua anggota keluarga yang tadinya memiliki aktivitasnya masing-masing dan rata-rata baru berkumpul lengkap lagi dirumah setelah pukul 16.00, sekarang selama 24 jam berkumpul dan beraktivitas bersama dirumah. 

Ada beberapa orang belum menerima kebijakan yang telah pemerintah ajukan untuk keamanan bersama dan untuk menjaga kita agar terhindar dari virus covid-19 ini.Namun, di balik pandemi ini ada kebahagiaan yang tersimpan  di semua keluarga di seluruh dunia, walaupun ada yang kurang bahagia karena harus kehilangan pekerjaannya.

Lalu, apakah kita tidak memerlukan kebahagiaan? Apakah sebenarnya kebahagiaan itu? Umumnya orang menganggap kebahagiaan adalah rasa senang yang kita alami. Jawaban itu tentu tidak salah, karena salah satu komponen bahagia itu rasa senang yang di alami semua manusia.

Apa arti bahagia itu?

Kebahagiaan dalam hidup memang menjadi dambaan setiap orang. Orang berusaha meriahnya meski dengan cara yang berbeda-beda. Sayangnya, tidak semua orang berhasil mencapai nya. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat benar-benar bahagia.

Bahagia adalah pilihan, keputusan yang lahir dari hati setiap manusia. Dicari, di perjuangan dan di nikmati dalam dan di nikmati dalam kehidupan kita.

Arti kebahagiaan bagi setiap manusia memang tak selalu sama karena kebahagiaan sering di persepsi kan sebagai ketercapaian atas sesuatu yang kita inginkan  nya , kesuksesan atau kesempurnaan. Sejatinya, tidak ada kesempurnaan yang bisa membuat kita bahagia, tetapi kebahagiaan membuat kita hidup terasa sempurna. 

Mengapa orang tidak mencapai kebahagiaan padahal telah berusaha untuk meraih nya? Manusia, setinggi apapun level kecerdasannya ternyata tidak pandai dalam memprediksikan apa yang terbaik bagi dirinya. Dalam hal kebahagiaan, banyak orang menggantungkannya pada aspek yang salah. Kita berpikir dapat bahagia bila memilikinya, padahal tidak demikian. Apa sajakah itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun