saat ketika mata itu menatapku tajam
kakiku hanya dapat berlari
berlari pada bilik biru yang memelukku erat
ku berdiri di samping dahang,
merapatkan sela yang terkuak
ku jatuhkan sgala tekanan, sakit dan air mata
di dalam peluk taman mawar biru
taman yang slalu buatku tenang,
air mataku bercucuran
ratapi mata tajam yang selalu menghujam
raga ini tlah rapuh
tak lagi sekuat karang di lautan
sedikit saja tetes hujan
ku lantas tersungkur
tiada daya berdiri lagi
kini jiwaku penuh akan beban hidup tentang kalian
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI