Mohon tunggu...
Wiwin
Wiwin Mohon Tunggu... Lainnya - simple

saya seorang ibu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyumlah Sepuasnya ini Nyanyian Mimpi

2 Mei 2024   05:23 Diperbarui: 2 Mei 2024   05:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak menepis 

kau merasa puas dan bangga dengan jiwa kepahlawanan

mereka akan anggap bahwa inilah hal yang terhebat

ada rasa dengki dan irikah hati ini

menyisip  sesaat

Tuhan aku sudah berusaha menepis 

kembalikan senyumku dengan ketulusan 

dulu ada

kata yang masih aku rindukan

namun waktu yang datang 

saat ini 

kita tak mampu mengelaknya juga

hanya berharap ada rintisan damai 

bukan persaingan yang menguasai asa

kegelisan dan sendiri lagi

segala gundah yang meresap dihati ini

menjadi penyakit

diriku sadar ini salah

namun bila aku yang salah 

ada yang lain terluka juga dengan aroganmu

apakah aku rasa ini menjadi musuh dalam selimut pikiranku

saat ini aku hanya bersahabat dengan waktu

semua akan berlalu

kendalikan pikiran dengan barisan kata-kata

aku goreskan ada kecewa, dengkipun tergores

entah waktu akan menyalahkan lagikah

inilah kelemahan disela waktu

insyani yang dibisikin syaithon

maafkan kalbu yang tak mampu menepis

sahdu pada taman kegelisan 

antara dusta yang mengajarkan sedikit tentang ke ikhlasan

aku disini memandang kau 

yang tersenyum puas dan lepas

mungkin apa yang terjadi menjadi mimpi indah kelak

ketika masih ada nurani dan tengadah tangan dalam bimbingan sang ulama

kesimpulannya ini menjadi baik

nyanyian mimpi lagi

bisikkan kedamian kalbu ya Rabb

untuk menepis kalbu yang tersakiti

kau ajarkan lindungi kekhilafan ini

sisipkan selalu ingatkan ajaran-Mu

pilu ini akan mengajarkan liku-liku menepis 

dan mengemas luka kalbu

ingatan dari surat An-Nas

"sembahan manusia "

"dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, 

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia "

ya Allah fahamkan aku selalu dalam firman-Mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun